Hidayatullah.com– Memanfaatkan momen Hari Pendidikan Nasional setiap tanggal 2 Mei, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Arab Saudi mengadakan seminar pendidikan bertema “Metodologi Penulisan Karya Ilmiah”.
Acara ini diadakan di Wisma Haji Indonesia, Madinah, Arab Saudi, Senin (11/05/2015). Dibuka oleh Ketua Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI, Dr Basuni Imamuddin, mewakili Dubes RI untuk Arab Saudi yang berhalangan hadir.
Kegiatan ini bagian dari program kerja KBRI Arab Saudi yang melibatkan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (PPMI) Arab Saudi, serta PPMI Cabang Madinah sebagai pelaksana acara.
Seminar ini bertujuan meningkatkan kemampuan tulis-menulis para mahasiswa Indonesia di Madinah, sekaligus menjadi ajang silaturahim mereka dengan pihak KBRI. Demikian ucap Ketua PPMI Cabang Madinah, Ustadz Sufyan Tsauri yang juga mahasiswa semester 5 Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah (UIM).
Seminar dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 17.00 waktu Madinah, dengan pembicara DR Abdul Muta’ali (Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia). Sesi kedua selepas shalat Maghrib, pembicaranya Syamsul Arifin, Ketua Jurusan Ilmu Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Di depan sekitar 100 mahasiswa UIM jenjang sarjana dan pascasarjana, Muta’ali menyampaikan pentingnya membaca, menelaah, dan mengamati hal-hal terkait bidang keilmuan masing-masing. Hal itu sebagai data kualitatif untuk menciptakan karya ilmiah yang baik. Di samping data kuantitatif dan observatif yang juga sangat mempengaruhi nilai sebuah tulisan.
Baginya, data kualitatif dan kuantitatif adalah bentuk implementasi dari perintah dakwah “‘Alaa bashiroh” (dengan ilmu). Agar yang disampaikan akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Sebelum sesi tanya jawab yang mengakhiri pemaparannya, Muta’ali menekankan pentingnya membaca dan menulis bagi seorang Muslim, terlebih lagi bagi para penuntut ilmu.
“Jangan terlewatkan dari hari-hari kita tanpa membaca, baca 50 halaman dalam sehari, misalnya. Ingat, Iqro’-nya harus kuat, ‘Iqro’ bismirabbikalladzi kholaq’, dan setelah itu menulislah… ‘Nuun. Walqolami wamaa yasturuun’,” ujarnya berpesan.
Kumandang adzan Maghrib waktu Madinah Al-Munawwarah mengakhiri penyampaian pengajar di Lembaga Ketahanan Nasional RI (LEMHANAS) ini. Usai sesi pertama itu, para hadirin shalat Maghrib berjamaah, diimami oleh moderator seminar, Ustadz Aan Chandra Tholib (mahasiswa semester 9 Fakultas Syariah UIM asal Gorontalo).
Secara terpisah, Ketua Umum PPMI Arab Saudi, Ustadz Imam Khoirul Anas mengatakan, acara serupa juga dilaksanakan di Riyadh (09/05/2015), Mekkah (14/05), dan Jeddah (16/05).*/ Zulfahmi, Mahasiswa Universitas Islam Madinah