IKHWAN, begitu orang biasa orang memanggilnya adalah penjual susu murni yang setiap hari menjajakan jualannya di Alun-Alun Kota Batang. Pria berusia 63 tahun ini setiap puku 6 pagi harus stand by di Alun-Alun Kabupaten Batang Pekakolan guna menjual susu sapi hingga pukul 08.00 pagi.
Pensiunan pegawai kantor pos ini memulai usahanya menjual susu sapi pada Mei 2004, setahun pasca pensiun dari Kantor Pos hingga saat ini.
Awalnya, bapak 4 orang anak ini menjual hanya 2 liter setiap harinya sampai akhirnya meningkat terus hingga saat ini, sampai 20 liter setiap hari.
“Tapi kalau hari libur bisa sampai 50 liter,” ujar Ikhwan.

Ikhwan menjual susu terbilang cukup murah. Segelas susu murni dihargainya Rp.3000 dan Rp.4000 untuk gelas ukuran besar.
Mencapur Air
Memulai usaha ini dirasakan Ikhwan sebagai perjuangan yang berat. Di awal usahanya, ia mengaku mendapat banyak rintangan. Di antaranya masalah perizinan yang menjadi alasan aparat terus mengusirnya.
Namun itu tidak menyurutkan semangatnya untuk melanjutkan usahanya tersebut.
Bahkan salah satu tantangan paling berat yang pernah ia alami adalah ketika istrinya sendiri meminta mencampur susu murninya dengan air agar menjadi lebih banyak.
“Istri saya malah pernah nyuruh nyampur susu ini pake air,” terang Ikhwan dengan logat Jawanya yang kental.
Namun permintaan istrinya itu ia tolak dengan halus.
“Saya tolak permintaan istri saya, mas. Saya berjualan bukan untuk mencari untung, tapi melatih mental jujur saya,” ujarnya.
Ia ingat kisah gadis penjual susu yang jujur pada zaman Amirul Mukminin, Umar Bin Khattab radhiallahu anhu. Beliau (Amirul Mukminin, red) sangat kagum dengan sosok wanita tersebut yang menjunjung tinggi nilai kejujuran.
“Dulu saya pernah dengar cerita ini di Masjid Agung Batang pas Khutbah Jum’at,” terangnya sembari menuangkan susu ke dalam gelas pesanan pelanggannya.
11 tahun berjualan susu sapi murni di tempat yang sama tentunya Ikhwan mempunyai banyak pelanggan tersendiri.
Sebut saja Rahmat, seorang pegawai di Kantor Bupati Batang ini telah menjadi pelanggannya sejak tahun 2008.
“Sangat sulit menemukan susu sapi murni sekarang, mas. Tapi Alhamdulillah saya bisa temukan itu di Batang. Sangat jarang sih ada yang konsisten jualan tiap hari di Alun-alun,” terang pria 3 anak tersebut.
“Beliau (Ikhwan, red) orangnya sangat jujur,” tambahnya.
Hadi, seorang kerabat Ikhwan semasa kerja di kantor pos mengakui, penjual susu murni itu menang dikenal loyal dan disiplin selama bekerja.
“Beliau termasuk pegawai terbaik di Kantor Pos Pekalongan,” terang Hadi lewat handphone, kepada hidayatullah.com.
“Bagi saya, kejujuran merupakan hal yang tak bisa dijual dengan sekedar materi. Jujur kunci sukses saya, itu juga yang saya ajarkan kepada anak-anak saya,” pesan Ikhwan.*/Ahmad Munir