Hidayatullah.com–Dalam sejarahnya, pemuda adalah inisiator utama perubahan di muka bumi ini, tak terkecuali dunia Islam. Itu terbukti, dengan tampilnya sosok-sosok sahabat di sekeliling Nabi yang notabene masih sangat muda, bahkan belia semisal Ali bin Abi Thalib. Dan bekal utama para pemuda itu, ada dua; yaitu ilmu dan takwa.
Demikian disampaikan oleh sekretaris Wilayah (Sekwil) Hidayatullah Jawa Timur, Moch Chofadz, ketika mengisi sambutan di Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Syabab (pemuda) Hidayatullah, Jawa Timur, di Trenggalek hari Sabtu-Ahad (21-22/07/2018).
Lebih lanjut, dengan suara lantang, Chofadz menyatakan, pemuda Muslim yang tidak memiliki dua hal tersebut, sejatinya ia telah mati sebelum ajal menjemput.
Mengapa bisa demikian?
“Karena tidak punya bekal untuk menyelesaikan serta menghadapi problematika kehidupan secara solutif. Dengan ilmu dan wawasan luas, pemuda Muslim bisa ‘membaca’ persoalan serta tantangan dunia di masa kini dan mendatang. Untuk perkara ini, dibutuhkan landasan ilmu yang kuat,” ujarnya.
Akan tetapi, imbuh Chofadz, hal ini masih belum cukup. Perlu dilengkapi dengan ketakwaan. Karena hal inilah yang akan mengarahkan ilmu serta wawasan seseorang itu menuju ketaatan kepada Allah Subhanallahu Wata’ala.
“Hayaatul fataa wallahi bil ilmi wattuqa (Demi Allah kehidupan pemuda itu seharusnya diisi dengan ilmu dan takwa),” jelasnya, dengan mengutip pernyataan Imam Syafi’i.
Oleh karena itu, simpul laki-laki yang pernah mengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya ini, pemuda harus semangat menuntut ilmu. Keluar rumah, merantau.
“Ulama-ulama terdahulu, seperti Imam Syafi’i, menghabiskan waktunya untuk mengembara ke berbagai negara demi mendalami ilmu,” ungkapnya.
Setali tiga uang, lulusan Pesantren Gontor ini menerangkan, pantang bagi pemuda itu untuk bermalas-malasan, loyo, dan galau.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Karena semua sikap negatif itu, berlawanan dari sifat-sifat orang yang bertakwa.
“Pemuda Muslim harus mampu membuka peluang-peluang dan memberikan harapan bagi masa depan untuk ummat,” paparnya.
“Hal ini tidak lain,” sambungnya, “karena pada hakekatnya ‘Inaa fii aidil subbaani amrul ummah‘ (di tangan-tangan pemuda inilah urusan ummat dipertanggungjawabkan.” */Khairul Hibri, Humas Syabab Jawa Timur