Hidayatullah.com–Terowongan Muaisin di Mina, sepanjang tiga kilometer yang akan mengarahkan jamaah Indonesia ke Jamarat atau areal melontar jumroh cukup sejuk dengan beroperasinya kipas angin dan telah dilengkapi 18 eskalator di sejumlah titik.
“Jaraknya memang lebih jauh dibanding terowongan sebelumnya tetapi selain sejuk juga ada 18 eskalator masing-masing sepanjang 30 meter yang bisa membuat jamaah lanjut usia istirahat sejenak sebelum kembali melanjutkan berjalan,” kata Kepala Satuan Operasional Mina Akhmad Jauhari dikutip Antara, Sabtu.
Ekskalator itu mempunyai dua lajur yang terletak di bagian tengah terowongan sehingga bagi yang ingin berjalan kaki bisa menggunakan sisi sebelah paling kanan atau paling kiri, sementara orang tua yang perlu istirahat berjalan maka ambil posisi di tengah terowongan.
Bagi jamaah lanjut usia yang tidak terbiasa memulai di eskalator maka bisa meminta bantuan jamaah yang masih muda.
Begitu keluar terowongan, jamaah langsung diarahkan menuju Jamartat dan sebagian harus siap kena paparan sinar matahari karena ada bagian yang tidak dilengkapi peneduh. Pada Jamarat sudah diatur arus jamaah hanya satu arah sehingga tidak mungkin jamaah yang sudah melempar jumrah terakhir tidak mungkin kembali ke jamarat pertama.
Menteri Agama Suryadarma Ali telah mengunjungi terowongan Mina dan mencoba eskalator berjalan bersama Ketua Muasasah Asia Tenggara Zubair Bin Abdul Hamid Sedayu.
Sementara itu, Menag didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Anggito Abimanyu meninjau kesiapan pemondokan di Arafah dan Mina. Menurut Menag, kesiapan sarana dan prasarana Mina dan Arafah, sampai Sabtu pagi sudah 85 persen.
“Pertemuan ini dalam rangka mendapatkan informasi yang lebih detail berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji, khususnya persiapan menghadapi wukuf di Arafah dan tahapan berikutnya seperti mabit di Muszdalifah dan Mina,” kata Amirul Hajj dalam sambutan pembukaannya di Kantor Daerah Kerja (Daker Makkah), Sabtu (12/10/2013).
Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Amirul Hajj KH. Makruf Amin, para anggota Amirul Hajj, Wakil Menteri Kesehatan Gufron Ali Mu’thi, Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu, Irjen Kemenag M. Jasin, Kepala Badan Litbang dan Diklat Machasin, serta Petugas Satuan Operasional Armina.
Amirul Hajj mengingatkan bahwa dalam proses pelaksanaan wukuf, masalah konsumsi dan transportasi menjadi hal kritis. Selain itu, masalah kesehatan juga biasanya meningkat. “Saat itu, energi jamaah betul-betul terkuras sehingga mereka yang kurang fit pada saat itulah kemudian muncul penyakit yang macam-macam,” terangnya.
Direncanakan, Menag yang juga Amirulhaj Haj akan memberikan sambutan pada saat wukuf di Arafah tanggal 9 Dulhijjah 1434 hijriah atau 14 Oktober 2013. Usai sambutan Amirulhaj akan dilanjutkan khutbah wukuf yang disampaikan Ketua MUI KH Ma`ruf Amin.*