Hidayatullah.com–Iran telah mendesak dunia Islam untuk bersatu dan menghukum Arab Saudi, sebagai bentuk perang kata-kata antar kedua negara menjelang diselenggarakannya agenda haji tahunan.
Pada hari Senin, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengecam Arab Saudi atas peristiwa tahun lalu yang menewaskan lebih dari 750 orang.
Dia mengatakan pihak berwenang Saudi telah “membunuh” mereka, lalu menggambarkan penguasa Saudi merupakan penguasa yang tak bertuhan dan tak beragama.
“Kejadian ini membuktikan sekali lagi bahwa mereka terkutuk. Keluarga jahat ini tidak pantas untuk mengelola tempat-tempat suci,” kata Khamenei sebagaimana dilansir Aljazeera pada Rabu (07/09/2016).
Sebagai tanggapan, Grand Mufti Arab Saudi Syeikh Abdulaziz al-Syeikh mengatakan dia tidak terkejut dengan komentar Khamenei.
“Kita harus memahami bahwa mereka (para pemimpin Iran) bukan Muslim,” katanya kepada Makkah Daily.
“Mereka adalah keturunan Majusi dan permusuhan mereka terhadap Muslim sudah berlangsung sejak lama”, tambahnya.
Majusi merupakan ajaran Zoroaster, yaitu ajaran di mana para pengikutnya menyembah api. Zoroastrianisme adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Persia sebelum terjadi penaklukan oleh kaum muslimin.
Hubungan antara Iran dan Arab Saudi mencapai titik terendah setelah kedua negara gagal mencapai kesepakatan tentang pengaturan bagi warga Iran untuk menghadiri haji tahun ini.
Iran pernah memboikot haji selama tiga tahun antara tahun 1988 dan 1990 setelah bentrokan antara jamaah haji Iran dan polisi Saudi pada tahun 1987 yang mengakibatkan sekitar 400 orang meninggal.
Hubungan diplomatik keduanya kemudian dipulihkan pada tahun 1991. Namun hubungan antara keduanya telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Januari tahun ini, hubungan mereka diputus lagi setelah demonstran Iran membakar kedutaan Arab Saudi dan pemerintah Arab Saudi mengeksekusi seorang pemimpin Syiah terkemuka bersama dengan 47 teroris lainnya.
Sementara itu, Dewan Kerjasama Negara Teluk mengatakan pernyataan Khamenei di atas tidak pantas diucapkan dan dinilai bentuk keputusasaan dalam upaya politisasi haji.
Khaled Batarfi, kolumnis senior Saudi Gazette, mengatakan kepada Aljazeera bahwa teguran Khomeini terhadap Arab Saudi atas tragedi tahun lalu bertolak belakang dengan pernyataan dari menteri kesehatan Iran, yang mengatakan pihak berwenang Saudi telah menyediakan semua bantuan medis yang diperlukan untuk para korban, termasuk jamaah haji asal Iran.*/Luqman Hakim