Hidayatullah.com–Mantan Presiden Abdurrahman Wahid menghadiri pertemuan para mantan kepala negara dunia di Herzliya, Israel, Ahad (22/6). Senin ini, Gus Dur akan dijadwalkan memulai lawatannya ke Israel. Kunjungannya berkaitan dengan konferensi yang diikutinya guna membahas masa depan perdamaian di Timur Tengah.
Agenda utama kedatangan Gus Dur di negara berpenduduk Yahudi itu adalah dialog membahas perkembangan perjanjian Peta Jalan Damai antara Israel dan Palestina serta keamanan kawasan Timur Tengah secara umum.
Selain Gus Dur –panggilan Abdurrahman Wahid–, hadir pula mantan Presiden Uni Soviet (kini Rusia), Mikhail Gorbachev dan mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak. Dalam perkumpulan tersebut, ketiga pejabat ini menjabat posisi Dewan Wali atau Board of Trustees.
Seperti dilansir situs gusdur.net, Gus Dur akan memenuhi undangan konferensi Universitas Netanya di ibukota Israel, Tel Aviv, untuk menghadiri konferensi yang membahas “Peta Jalan Damai” antara Israel dan Palestina.
Dijadwalkan hadir pada acara tersebut antara lain sejumlah mantan presiden, perdana menteri dari Asia, Eropa dan Timur Tengah. Bahkan, beberapa mantan direktur intelijen dari Eropa dan Israel juga akan hadir.
Selanjutnya, Gus Dur akan menghadiri konferensi perdamaian di Washington DC, Amerika Serikat, yang diselenggarakan oleh The Inter-religious and International Federation for World Peace (IIFWP). Konferensi itu merupakan kelanjutan dari hasil pembahasan Peta Jalan Damai di Tel Aviv.
Di akhir kunjungannya selama 10 hari, Gus Dur akan memenuhi undangan parlemen Portugal di Lisbon. Gus Dur yang sudah meninggalkan tanah air sejak Kamis (19/6/2003) malam lalu, diperkirakan akan kembali ke tanah air pada Selasa (30/6/2003) mendatang.
Gus Dur juga pernah melawat Negeri Zionis ini di tahun 1994 yang kemudian berbuntut polemik. Saat itu, Gus Dur menyarankan agar pemerintah Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Di saat menjabat Presiden RI-4, mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu juga pernah menyarankan agar Indonesia membuka hubungan dagang dengan Israel.
Dua hari lalu, seperti dikutip beberapa media massa internasional, PM Israel Ariel Sharon mengatakan, krisis Palestina akan berakhir bila pemerintah Palestina bisa menumpas gerakan militan Islam Hamas. Sementara itu, Sharon juga mengatakan tidak akan berhenti untuk terus membunuh rakyat Palestina. Akankah kunjungan Gus Dur kali ini kembali menuai kecaman?(gdn/dtc/lp6c/amz)