Hidayatullah.com–Sebanyak 500 pelajar asing telah meninggalkan madrasah-madrasah di Pakistan karena khawatir ditahan oleh pihak pemerintah.
“Pakistan kini bukan lagi tempat nyaman untuk pelajar asing belajar mengenai ilmu-ilmu keagamaan,” kata jurubicara Persatuan Madrasah Pakistan, Mufti Mohammad Jamil.
Jelasnya, kira-kira 500 orang pelajar asing telah meninggalkan negara itu dan menyambung belajar di Afrika Selatan dalam waktu setahun. Sebagain yang lain merancang untuk ‘mengemas’ barang masing-masing secepat mungkin.
Kebanyakan pelajar tersebut datang dari negara-negara Arab dan Afrika. Pada mulanya, mereka mengaku agak ragu untuk meninggalkan Pakistan.
Namun, mereka lebih takut sekiranya ditahan oleh pihak berkuasa Pakistan yang belakangan sangat tunduk di bawah tekanan Amerika Serikat dan dikait-kaitkan dengan rangkaian Al-Qaidah.
“Dahulu mereka merasakan Pakistan sebagai rumah kedua tetapi perasaan tersebut sudah tidak ada lagi sekarang ini.
“Pakistan kini lebih kepada sebuah negara jajahan Amerika Syarikat (AS),” kata Mohammad.
Di Pakistan, setidaknya terdapat sekitar 10 ribu buah sekolah agama dan madrasah berdaftar dengan Wifaq-ul-Madaris atau badan yang menaungi sekolah agama. 10 ribu lagi berada di kawasan luar kota terutama di perbaasan Pakistan-Afghanistan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurut para ulama, ribuan pelajar asing mengalir dan mendaftar di sekolah- sekolah tersebut pada setiap tahunnya.
Pemerintahan pimpinan Presiden Pervez Musharraf yang kini terus dikendalikan Washington menganggap sekolah-sekolah tersebut sebagai bagian dari lahirnya apa yang selalu mereka kampanyekan dengan ‘terorisme’ enggan mengeluarkan visa kepada para pelajar asing di bawah satu aturan yang ketat. (AFP)