Hidayatullah.com–Senin kemarin Perdana Menteri Howard menyarankan penempatan tim kontra terorisme di Asia Tenggara, terdiri atas satuan khusus polisi Australia, untuk membantu upaya membasmi terorisme di sumbernya dan mencegahnya mencapai Australia.
Dalam gagasan itu juga akan dibentuk satuan khusus gerak cepat kepolisian Australia yang dapat dikerahkan apabila ada permintaan dari negara tetangga atau berdasarkan data intelijen yang diperoleh.
Sayang gagasan PM Australia itu ditolak mentah-mentah oleh Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan Malaysia, Najib Razak. Najib mengatakan Australia belum pernah bersmusyawarah dengan pemerintah Malaysia mengenai gagasannya itu dan bahwa Malaysia tidak akan mengizinkan dilancarkannya pemukulan penangkapan di wilayahnya.
Sikap tegas Malaysia ini juga ditanggapi oleh pemerintahan Filipina juga terkesan agak separuh hati dalam rencana Australia ini.
Sementara itu, di dalam negeri Australia, kini kampanye pemilunya tengah diributkan mengenai terorisme. Jurubicara bidang pertahanan pihak oposisi Partai Buruh, seperti dikutip Radio Australia mempertanyakan kebijakan pre-emptive atau pemukulan penangkalan yang kini diusulkan PM John Howard.
Beberapa politisi Austrlia mengusulkan PM Howard agar bisa melakukan serangan terorisme di luar negaranya jika itu bisa mengancam Australia. Tetapi Howard sadar bahwa kalau sampai Australia menyerang teroris di negara lain, maka ini akan meracuni hubungan Australia dengan negara tetangganya itu.
Bahkan pemimpin Partai Buruh Mark Latham, mengatakan, rakyat Australia akan sangat marah seandainya ada negara lain yang melakukan serangan terhadap sesuatu sasaran di Australia.
“Pasukan Terbang”
Sebagaimana diketaui, PM Australia John Howard akan segara membentuk “pasukan terbang” khusus untuk menghentikan terorisme di kawasan Asia. Tim yang selalu siap diterbangkan ke mana pun itu akan terdiri dari 10 Polisi Federal Australia. Rencananya tim itu juga akan ditempatkan di luar Australia, dengan prioritas utama Indonesia dan Filipina.
“Kami tidak akan menunggu sampai ancaman teroris itu benar-benar menjadi kejadian sebelum kita bertindak,” kata Howard. “Dengan kerja sama erat bersama negara tetangga di kawasan regional, kami akan mengambil tindakan apa pun yang memungkinkan untuk menghancurkan jaringan teroris di basis mereka,” katanya tegas.
Howard menyediakan dana sekitar 100 juta dollar Australia (70 juta dollar AS). Dana itu untuk membentuk setidaknya enam tim yang terdiri dari para pejabat Polisi Federal Australia.
Rencana untuk masa lima tahun itu akan terdiri dari pembentukan pusat penyelesaian, lengkap dengan peranti komunikasi aman yang bisa dipindah-pindahkan (mobile) serta alat pengintai mudah dibawa (portable). Seluruh peralatan itu masih dilengkapi dengan teknologi khusus dengan kemampuan mengidentifikasi wajah serta alat pelacak bahan kimia.
Selain dibentuk di Australia, Howard rencananya juga akan menempatkan tim itu di Indonesia dan Filipina, sebagai prioritas utama. Pasukan ini akan diperkuat dengan tim tambahan yang selalu siap untuk segera ditempatkan di mana pun di kawasan, sejauh ada permintaan dari negara setempat. Tim tersebut akan ditempatkan di Australia.
Australia juga akan membentuk dua tim kontra-terorisme untuk intelijen kriminal yang setiap saat bisa ditempatkan di mana pun di kawasan Asia dan dua tim kontraterorisme pengintai. Sayang, Malaysia agak kurang suka gagasan Australia tersebut
Sementara itu, Menlu Australia Alexander Downer yakin gagasan itu akan diterima baik di kawasan. Untuk itu, jika Howard terpilih lagi dalam pemilu 9 Oktober nanti, ia dan Menteri Kehakiman Australia Chris Ellison akan berkunjung ke negara-negara tetangga Australia untuk membahas rencana tersebut. (ra/kcm/cha)