Hidayatullah.com– Satelit Islam yang pertama akan diluncurkan tahun 2006 mendatang. Menurut Dr. Omar Al Khateeb, pemimpin Riset dan Bagian Fatwa, mewakili Uni Emirat Arab (UAE) dalam “Satellite Committee Meeting” di Kairo 21, Desember kemarin
Dr. Al Khateeb mengatakan, satelit itu akan memasuki garis edar dalam 15 bulan dan diharapkan untuk dapat digunakan dalam menambah pengamatan. Ia menambahkan, satelit itu telah diusulkan oleh Dar Al Ifta yang berada di Mesir sejak tahun 1997.
“Satelit itu diharapkan untuk menyajikan suatu solusi kepada masalah yang diakibatkan oleh perbedaan rotasi bulan pada bumi”. Menurut Khateeb, hampir semua negara Arab dan negara-negara Islam mendukung proyek tersebut.
Khateeb juga menambahkan, bahwa pihak panitia, meliputi para ilmuwan Islam Arab, anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Dunia Islam, memutuskan untuk menaruh produksi satelit yang ditawarkan mulai bulan Januari 2005. Penawaran akan berlangsung melalui kerjasama dengan pihak space studies centre Universitas Kairo (CUSSC).
Al Khateeb juga menambahkan, di kalangan sarjana Islam sering terjadi perbedaan pandangan terhadap masalah penijaun bulan. Di beberapa negara Islam, seringkali berpedoman kalender pada Arab Saudi. Dengan adanya satelit ini diharapkan perbedaan pandangan tidak terjadi lagi.
Satelit ini akan ditentukan oleh pihak CUSSC yang kelak akan dioperasikan di stasiun utama di Kairo dan kota suci Mekkah, dua stasiun utama pengendali dan bertanggungjawab pada operasi satelit, ujar Al Khateeb.
Untuk itu, negara-negara Islam akan diminta menyediakan sedikitnya $ 8 juta untuk membiayai proyek ini, ujar nya. Al Khateeb juga menekankan pentingnya berbagai jasa yang bisa dimanfaatkan adanya satelit baru itu. Karena itu, di masa depan, satelit ini juga akan dikembangkan untuk memberikan peluang media Islam menjadi pemeran dalam perang informasi.
“Di kemudian hari, satelit ini juga akan dikembangkan agar bisa menghubungkan dengan media Islam agar bisa memainkan peran besar dalam mengoreksi salah paham tentang Islam di negara-negara Barat,” ujarnya. (khaleejtimes.com)