Hidayatullah.com– Dalam kunjungannya di Filipina baru-baru ini, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika, Christopher Hill menandaskan, kehadiran tentara Amerika di Filipina Selatan dapat dibenarkan karena memang diperlukan dalam operasi melawan “terorisme”.
Ditegaskan oleh Christopher Hill, tentara Amerika akan terus memberikan pelatihan kepada pasukan Filipina yang ditugaskan di wilayah Filipina Selatan, di mana unsur-unsur Islam dari Filipina sendiri maupun dari luar giat beroperasi di wilayah itu.
Sementara itu, Angkatan Laut Filipina pekan depan akan memulai latihan bersama dengan Angkatan Laut Amerika di wilayah perairan Filipina Barat-Daya, yang difokuskan pada operasi pemberantasan “terorisme”.
Sebagaimana diketahui, Filipina memiliki hubungan amat dekat dengan Amerika Serikat. Filipina pernah diperintah Amerika Serikat dan menjadi negara persemakmuran di bawah Amerika sejak tahun 1935.
Negara ini dikenal mempunyai Gereja Katolik Roma yang kuat dan merupakan salah satu dari dua negara yang didominasi umat Katolik di Asia selain Timor Timur.
Yang tak kalah menarik, di negeri itu terdapat Mindanao, terletak di sebelah selatan Filipina. Mindanao, adalah kawasan hunian bersejarah bagi mayoritas kaum Muslim. Di tempat inilah kaum Muslim secara mayoritas tinggal. Bahkan hamper lima abad kaum Muslim harus melawan para penguasa akibat sikap pemerintah yang senantiasa menyisihkan kaum Muslim.
Sikap ini kembudian mencetuskan kekecewaan kaum Muslim Mindanao yang akibatnya muncul keinginan memisahkan diri.
Pasca 1 September 2001 nasib kaum Muslim di Filipina selatan kembali tertekan setelah pemerintah Amerika menuduh di wilayah itu menjadi pusat pelatihan “terorisme”, istilah yang sering dipakai Amerika untuk menekan kaum Muslim. Nah, lantas untuk apa kedatangan Amerika? [abcn/hid/cha/hidayatullah.com]