Hidayatullah.com–Raja Arab Saudi Abdullah, hari Ahad (25/9) mengumumkan bahwa kaum wanita di negara itu boleh memberikan suaranya dalam pemilihan umum mendatang. Mereka juga berhak ikut mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Syura.
“Semua orang tahu bahwa peran wanita dalam Islam dan posisinya tidak dapat dimarjinalkan. Ada banyak perempuan hebat yang memberikan sumbangsih besar bagi kemajuan agama Islam sejak zaman Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam,” kata Abdullah.
“Oleh karena kita menolak marjinalisasi perempuan dalam masyarakat Saudi di setiap bidang, sesuai dengan aturan syariat dan mengikuti saran dari para ulama kita, khususnya yang berada di Haiah Kibaril Ulama, kami memutuskan: Pertama, perempuan akan diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam Dewan Syura sebagai anggota mulai periode mendatang dan seterusnya. Kedua, untuk selanjutnya, perempuan akan memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai anggota dewan daerah dan dan memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan.”
Pengumuman tersebut disampaikan Raja Abdullah dalam pidatonya di Dewan Syura, yang juga dihadiri oleh Mufti Besar Arab Saudi Syeikh Abdulaziz Al Asyeikh.
Kebijakan baru yang ditetapkan bertepatan dengan hari nasionalnya yang ke-79 itu menjadi tonggak sejarah tersendiri bagi Arab Saudi.
Khadijah binti Khuwailid Center, yang berada di Kamar Dagang dan Industri Jeddah, pertama kali mengusulkan hak suara bagi perempuan Saudi pada tahun 2007.
“Kami meminta partisipasi bagi perempuan Saudi di Dewan Syura dan Dewan Menteri pada tahun 2007. Tahun 2011 kami meminta hak bagi wanita untuk memilih dan mengikuti pemilihan dewan daerah, berikut rekomendasi lainnya,” kata Basma Umair, direktur eksekutif Khadijah binti Khuwaild Center.
“Sekarang mimpi ini menjadi kenyataan setelah raja memutuskan untuk memberdayakan perempuan,” katanya.
Menurut Mona Siraj, redaktur pelaksana majalah Sayyidati, pemberian hak bagi wanita untuk berperan aktif dalam pemilihan umum dan menjadi anggota dewan lebih penting daripada pemberian izin mengemudi bagi perempuan.
“Saya percaya, partisipasi wanita dalam dewan akan membantu merefleksikan realitas dari masyarakat kita. Perempuan harus mulai mempersiapkan dan medidik diri mereka sendiri, putra dan putri mereka tentang pentingnya dialog, demokrasi dan kepekaan sosial dan politik,” kata Siraj.*