Hidayatullah.com–Mantan Presiden Israel Moshe Katsav dijadwalkan tiba di sebuah penjara di luar Tel Aviv untuk menjalani hukuman penjara selama tujuh tahun karena kasus pemerkosaan. Demikian dilansir BBC, Rabu (07/12/2011). Dia akan meninggalkan istrinya di kediaman mereka di selatan kota Kiryat Malachi dan menuju ke Maasiyahu untuk menjalani masa hukuman.
“Moshe Katsav akan dipenjara sesuai rencana (pada Rabu) dan akan menerima fasilitas yang sama seperti narapidana lain,” kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Israeal Yitzhak Aharonovich, seperti dilaporkan Radio Israel, Selasa.
Katsav diputus bersalah setahun lalu bersalah dalam kasus pemerkosaan terhadap seorang nantan karyawannya ketika dia menjabat sebagai menteri pada 1990 an, serta dalam kasus pelecehan seksual dua perempuan lain ketika menjabat sebagai presiden pada 2000-2007. Tetapi, dia bersikeras menyatakan tidak bersalah dan diijinkan bebas karena mengajukan banding atas hukuman putusan hakim. November lalu, pengadilan tinggi memperkuat putusan tersebut.
Kelompok perempuan Israel menyambut baik putusan itu, dan mengatakan tuduhan pelecehan seksual selama ini tak pernah diperhatikan.
Katsav, yang akan berusia 66 tahun pada Senin, mundur dari jabatan presiden pada 2007 dan merupakan pemimpin Israel pertama yang dipenjara.
Katsav akan ditempatkan di sel yang sama dengan mantan menteri Shlomo Benzri, untuk memudahkan masa transisinya, seperti disampaikan sebuah laporan.
Dia akan diawasi oleh petugas khusus untuk memastikan tidak melakukan upaya bunuh diri, seperti disampaikan oleh kepala pelayanan penjara Aharon Franco dalam rapat parlemen Israel Knesset, Selasa, seperti diberitakan Jerusalem Post.
Para narapidana akan melakukan sejumlah kegiatan religius, dan menghabiskan waktu mereka untuk sembahyang dan mendalami agama, dan tidak memiliki akses televisi.*