Hidayatullah.com–Pada bulan Desember kemarin, menurut biro intelijen FBI, lebih dari 1,5 juta pemeriksaan latar belakang pelanggan diajukan oleh para penjual senjata api kepada National Instant Criminal Background Check System. Hampir 500.000 di antaranya dilakukan selama enam hari menjelang Natal, lansir The Telegraph (01/01/2012).
Angka tersebut merupakan jumlah tertinggi dalam satu bulan, melebihi rekor yang tercatat pada bulan Nopember 2011.
Pada tanggal 23 desembeer 2011 saja, dilakukan 102.222 pemeriksaan latar belakang pelanggan. Itu adalah satu hari paling sibuk dalam sejarah pembelian senjata api.
Jumlah senjata api yang dibeli warga kemungkinan jumlahnya melebihi perkiraan, jika seorang pelanggan membeli senjata api lebih dari satu buah.
Dave LaRue dari toko senjata Legendary Guns di Phoenix, Arizona, mengatakan bahwa penjualan Natal tahun 2011 naik 25 persen dari tahun sebelumnya. Demikian pula dengan penjualan amunisinya.
Penyebab tingginya angka pembelian senjata pada Natal kemarin, menurut sejumlah pihak, disebabkan karena orang khawatir dengan meningkatnya angka kejahatan di masa resesi ekonomi sekarang ini.
Teori lain menyebutkan, orang berbondong-bondong membeli senjata api, karena mereka yakin RUU peraturan kepemilikan senjata yang lebih ketat akan diberlakukan dalam waktu dekat.
Menurut National Rifle Association, orang semakin khawatir dengan keamanan dirinya, karena jumlah petugas polisi menurun.
Rekor penjualan senjata sebelumnya terjadi pada bulan Nopember 2011, pada hari setelah perayaan Thanksgiving. Saat itu tercatat ada 129.166 pemeriksaan latarbelakang yang dilakukan untuk memeriksa calon pembeli senjata api.*