Hidayatullah.com—Saat ini berkembang trend yang mengkhawatirkan di lingkungan tentara Amerika Serikat, di mana tingkat angka bunuh diri mencapai 1 kasus setiap 1 hari, lansir Christian Post (8/6/2012)
Berdasarkan temuan Pentagon, sampai 3 Juni lalu, angka kematian selama tahun 2012 di kalangan tentara yang masih aktif sudah mencapai 154 kasus. Bandingkan dengan tahun 2011 pada periode yang sama di mana terdapat 130 kasus bunuh diri.
Angka itu bahkan melebihi jumlah personel militer yang tewas di medan perang. Menurut data Casualties.org, tentara Amerika Serikat yang tewas tahun 2012 di Afghanistan 139 orang dan 1 orang di Iraq.
“Kami sangat khawatir dengan kasus bunuh diri di lingkungan militer,” kata jurubicara Pentagon, Cynthia Smith, sebagaimana dikutip BBC. “Itu merupakan salah satu masalah yang paling mendesak yang dihadapi tentara,” imbuhnya.
Penyebab utama dari tingginya angka bunuh diri itu masih belum diketahui pasti. Namun, bunuh diri banyak terjadi di kalangan prajurit yang pernah ditugaskan ke medan perang lebih dari satu kali.
Para pejabat militer kabarnya mendesak anak buah mereka mencari bantuan ke spesialis kejiwaan lewat layanan telepon rahasia. Namun melihat tingginya angka bunuh diri itu, sepertinya upaya tersebut tidak berhasil.
Menurut sebagaian orang, di lingkungan prajurit berkembang pemikiran bahwa mencari bantuan orang lain untuk mengatasi masalah kejiwaan merupakan tanda kelemahan prajurit yang bersangkutan.
Mayor Jenderal Dana Pittard, seorang komandan di 1st Armored Division, pada bulan Januari pernah menulis di laman blognya agar para prajurit yang mempertimbangkan untuk bunuh diri “bertindak seperti orang dewasa.” Namun, kemudian ia mengoreksi perkataannya dengan menyarankan mereka agar mencari bantuan konselor.
“Pencegahan bunuh diri merupakan tanggungjawab kepemimpinan yang pertama dan utama,” kata Smith. “Mencari bantuan merupakan tanda kekuatan.”
Sementara menurut kepala kebijakan sumber daya manusia angkatan darat AS, Brigjen Barrye L Price, dengan melakukan perubahan budaya dan mendorong parjurit mau mencari bantuan psikologis diharapkan dapat menekan angka bunuh diri.*