Hidayatullah–-Utusan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Anan akan kembali mencoba melakukan perundingan dengan Pemerintahan Bashar Al Assad. Masih dengan tujuan yang sama, tujuan Annan untuk melakukan pembicaraan ketiga kalinya dengan Bashar Al Assad itu guna mencari solusi atas konflik berkepanjangan di Suriah.
Walau sejak bulan April (2012) campur tangan PBB untuk menyelesaikan konflik Suriah belum berhasil, Annan tetap optimis untuk terus melakukan lobi politik di antara kedua belah pihak, baik dari pihak pemerintah Bashar Al Assad maupun pihak oposisi Suriah agar segera menghentikan pertikaian yang yang meledak sejak Maret 2011.
Sementara itu pihak Rusia juga menegaskan akan menghentikan subsidi senjata ke Suriah sampai kondisi keamanan stabil. Moskow telah mendapat kritik luas di Eropa saat mencoba mengirim tiga helikopter tempur untuk Angkatan Udara Assad yang akan digunakan dalam operasi militer menghadapi kelompok oposisi Suriah.
Annan seperti dikutip dari Guardian.co.uk mencoba menawarkan Assad jalan tengah untuk solusi bersama dengan kelompok oposisi Suriah, yaitu melakukan pergantian rezim pemerintahan yang mewakili aspirasi kedua belah pihak dan segera membentuk pemerintahan baru.
Namun begitu, pemerintahan Teheran sendiri belum memberikan lampu hijau kepada wacana yang dilemparkan Annan. Iran tetap bersih kukuh mendukung pemerintahan rezim Bashar Al Assad. Iran bahkan mengancam akan melakukan kebijakan militer yang keras bagi siapa saja yang coba mengganggu pemerintahan Bashar.
Assad pada hari Minggu (08/07/2012) menuduh Amerika Serikat mendukung “geng teroris” di Suriah –istilah ia telah digunakan berulang kali untuk melabelkan kelompok oposisi bersenjata Suriah sejak 16 bulan lalu. Bagi Assad, kelompok oposisi tidak lebih dari kelompok pembelot militer dan warga negara yang berkhianat, dengan mengangkat senjata membangun kekuatan gerilya yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Suriah.
Annan akan bertolak menuju Iran untuk menjadwalkan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi dan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, guna membicarakan solusi bersama bagi konflik Suriah dengan kepala dingin.
Saat ini, korban dari kelompok masyarakat telah mencapai 16.000 orang. Sebagian besar masyarakat Suriah sendiri telah memilih mengungsi ke Turki, Yordania, bahkan meminta suaka ke Mesir.*