Hidayatullah.com–Jum’at (24/08/2012), para pejabat Turki dan Amerika Serikat memulai pertemuan pertama guna membicarakan perencanaan untuk mengakhiri rezim Presiden Suriah Bashar Assad. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat membantah tuduhan bahwa Presiden Barack Obama mulai condong untuk mengambil opsi tindakan militer di Suriah.
Dari pertemuan yang diadakan di Ankara itu, diharapkan akan melahirkan respon atas kekerasan rezim Assad terhadap rakyatnya sendiri, baik respon dari segi militer, strategi dan politik.
Dalam pertemuan itu, dijadwalkan akan dirumuskan rencana darurat yang dapat diterapkan di tengah adanya ancaman rezim Suriah untuk menggunakan senjata kimia.
Delegasi dari kedua negara ini terdiri dari pejabat intelijen, militer dan diplomat.
Sebelumnya pada tanggal 11 Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikar, Hillary Clinton telah memberitahukan kepada rekan Turki-nya Ahmat Davutoglu untuk mengadakan pertemuan bersama guna mempercepat penggulingan rezim Assad, demikian dilansir Aljazeera.*