Hidayatullah.com–Tiga-perempat penduduk Zionis Israel melihat, keruntuhan sosial dan ekonomi di negara Yahudi tersebut lebih memberi ancaman ketimbang sengketa atas program senjata nuklir Iran. Demikian disebutkan satu lembaga amal, Senin (17/12/2012).
Dalam laporan “Kemiskinan Alternatif untuk 2012”, lembaga amal penyedia makanan, Latet (dari bahasa Ibrani yang berarti memberi), menyebutkan, kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial merupakan keprihatinan utama bagi sebagian besar orang Israel, diikuti oleh pendidikan. Keamanan nasional justru berada di urutan ketiga.
“Tujuh puluh lima persen dari masyarakat percaya bahwa sosio-ekonomi Israel yang buruk lebih mengancam daripada ancaman Iran,” demikian bunyi ringkasan laporan, yang tidak menyebutkan berapa banyak masyarakat yang disurvai dan berapa besar tingkat kesalahannya.
Diterbitkan pada hari Minggu, laporan tersebut muncul menjelang pemilihan umum pada 22 Januari di Israel, yang senantiasa merasa takut dengan percobaan senjata nuklir Iran, sekalipun Teheran sudah menegaskan program nuklirnya bertujuan damai.
Laporan itu mengatakan, setengah dari anak-anak di Israel terpaksa bekerja untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga, yakni naik dari 19 persen dibanding tahun lalu. 10 persen anak-anak terpaksa mengemis di jalanan, dibanding tiga persen tahun sebelumnya.
Lebih dari separuh responden mengatakan, mereka terpaksa membeli lebih sedikit makanan tahun ini karena situasi keuangan mereka. 15 persen responden telah bekerja di lebih dari satu pekerjaan, dan 18 persen terjerat utang pada bank.
“Laporan ini memberikan bukti bahwa kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial telah menjadi gambaran permanen dari wajah Israel,” kata Presiden Latet Gilles Darmon pada AFP, Senin (17/12/2012).
“Kita tidak bisa mengatakan bahwa persoalan ini merupakan fenomena sementara, kenyataannya telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun ini.”
Menteri Keuangan Yuval Steinitz mengatakan pada hari Minggu, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 dan 2014 diharapkan 3,5 persen dan 3,9 persen.
Dalam laporan terbaru tentang Israel yang diterbitkan pada bulan April 2012, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, meskipun tingkat pertumbuhan tinggi, negara itu memiliki tingkat kemiskinan tertinggi dibanding 35 negara anggota OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
OECD menyebutkan, tingkat kemiskinan yang tinggi di Israel terutama disebabkan oleh pengangguran yang luar biasa di kalangan penduduk Arab Israel dan ultra-Ortodoks Yahudi.*