Hidayatullah.com–Internasional Islamic Coordination Council (ICC) yang berlangsung di Kairo Mesir berlangsung sukses dengan dihadiri 500 tokoh Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Pertemuan tingkat tinggi yang berlangsung di Kairo Mesir selama 3 hari (15-17 Juni 2013) ini membahas tema utama sikap ulama Muslimin terhadap tragedi Suriah.
Pelaksana muktamar ini adalah Majelis At-Tansiiq Al-Islamy dengan pengarah langsung oleh Presiden Mesir Mohammad Mursy.
Acara ini dihadiri lebih dari 500 tokoh dan ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dari 50 negara yang masing-masing berafiliasi kepada 70 organisasi dan yayasan Islam di dunia. Seperti: IUMS (Persatuan Ulama Sedunia) dibawah pimpinan Dr. Yusuf Qaradhawi, Ittihad ‘Alami Lidhu’at (Ikatan Dai Internasional) yang diketuai oleh Dr. Mohammad Al-Areefi, Rhabitah Ulama Muslimin (Ikatan Ulama Muslimin) yang diketuai oleh Syeikh Al-Amin Alhajj, Rhabitah Alam Islamy, Persatuan Internasional Ulama Al-Azhar, Ikatan Ulama Muslim Suriah dan lain sebagainya.
Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah ini berkumpul untuk menyatukan sikap terhadap konfik Suriah (baca revolusi) yang sudah berlangsung kurang lebih satu setengah tahun.
Mereka memandang perlunya persatuan umat Islam sunni dalam melawan kepentingan syiah di negeri Syam, Suriah. Apalagi belakangan, campur tangan Hizbullah di Libanon dan Iran –yang notabene bersekte Syiah- sudah sangat terang benderang dan makin mengokohkan eksistensinya membantu rezim pemerintah Suriah yang hingga kini masih dipimpin oleh Presiden Bassar Asad.
Tidak dukung Bashar
Muktamar ulama dunia ini lahirnkan 6 pernyataan sikap ulama. Di antaranya, Dr. Yusuf Qaradhawi mengklarifikasi bahwa dirinya sejak awal mendukung perjuangan rakyat Suriah dalam meraih hak kebebasan sipilnya. Dan isu bahwa dirinya mendukung Bassar sama sekali tidaklah benar adanya. Qaradhawi juga menyeru kepada seluruh tentara Suriah untuk menghentikan dukungannya terhadap Bassar Asad dan bersatu memperjuangkan revolusi bersama rakyat Suriah.
Qaradhawy mengeritik gerak negara-negara Arab yang lamban menangani masalah Suriah. Namun, Qaradhawi yakin bahwa kelak akan ada perlawanan massal dari negara-negara Arab melawan pemerintah Suriah yang kini telah bekerjasama dengan Hizbullah.
“Perang di Suriah sebagai perang terhadap umat Islam secara keseluruhan dan bukan saja terbatas pada rakyat Suriah,” jelas Qaradhawi.
Ada 3 perwakilan Indonesia sebagai peserta dalam muktamar ini, Dr. Zain An-najah (Dewan Dakwah Indonesia), Ust. Farid Okbah, MA (MIUMI), Harman Tajang (Wahdah Islamiyah).*/Laporan Harman Tajang, Kairo