Hidayatullah.com—Partai Syiah di Kuwait kehilangan separuh kursi di parlemen, sementara liberal mendapatkan kursi pada pemilihan umum kedua dalam kurun waktu delapan bulan ini.
Hasil akhir yang diumumkan hari Ahad (28/7/2013) menunjukkan, para kandidat dari partai Syiah hanya memenangi 8 kursi dari 50 kursi yang tersedia di parlemen.
Dalam pemilihan umum Desember 2012 yang dibatalkan oleh pengadilan, Syiah mendapat 17 kursi.
Di Kuwait sekitar 30 persen penduduknya merupakan penganut Syiah.
Menurut situs Kementerian Informasi, jumlah pemilik suara yang menggunakan hak suaranya mencapai 52,5 persen atau lebih tinggi dibanding pemilu bulan Desember lalu yang hanya 40 persen, karena ada pemboikotan dari oposisi. Rata-rata partisipasi pemilu di Kuwait mencapai 65 persen, lansir AFP.
Direktur Pusat Riset dan Studi Etijahat Talal al-Kashti kepada AFP mengatakan, “Menurut saya kesuksesan utama dari pemilu ini adalah gagalnya Syiah dan Sunni radikal dari terpilih kembali.”
Sedikitnya dua politisi Syiah dan dua politisi Islam diketahui gagal terpilih kembali menjadi anggota parlemen.
Menurut Kashti, hasil pemilu sekarang ini lebih mencerminkan komponen masyarakat Kuwait.
Di parlemen Kuwait, kaum liberal, Syiah, Muslim, pengusaha, dan hampir semua suku Badui memiliki ada perwakilannya.
Kelompok liberal yang sama sekali tidak mendapatkan kursi parlemen dari pemilu sebelumnya, sekarang setidaknya meraih 3 kursi. Kelompok Islam (Sunni) menambah jumlah kursi dari 5 menjadi 7 dan kelompok suku-suku Arab Badui tetap mempertahankan jumlah kursi mereka sebanyak 24. Namun, perempuan hanya meraih dua kursi dalam pemilu kali ini, turun satu dari 3 dalam pemilu sebelumnya. Sedikitnya 26 wajah baru mengisi parlemen Kuwait.*