Hidayatullah.com—Sejumlah laporan media menyebutkan, putra dari Syaikh Hassan Khalf tewas terbunuh di kawasan Syaikh Zuwaid dekat Rafah, Sinai, saat melakukan aksi unjuk rasa menentang operasi militer Mesir di Sinai sejak kudeta 3 Juli.
Hari Ahad (29/9/2013), militer Mesir menyampaikan ucapan resmi belasungkawa kepada Syaikh Khalf atas kematian putranya, Hussein, yang dikabarkan meninggal karena peluru nyasar, lapor Al-Ahram.
Syaikh Khalf sering disebut sebagai “Syaikh Mujahidin”, terkait dengan perannya memimpin “Putra Sinai”, kelompok perlawanan terhadap Zionis Yahudi yang berusaha menduduki wilayah Semenanjung Sinai. Kelompok perlawanan itu pernah bekerjasama dengan intelijen militer Mesir dari tahun 1967 sampai 1973.
Selama aktif dalam perlawanan itu, Syaikh Khalf pernah ditangkap dan divonis penjara 149 tahun oleh Zionis Israel, karena melakukan operasi militer di Sinai termasuk serangan ke markas besar pemimpin Zionis ketika itu dan kamp-kamp tentara Zionis di Sinai utara.
Di antara serangan terhadap Zionis Yahudi yang diikutinya antara lain pengeboman di bandara Arish, pengeboman markas besar penguasa militer Zionis, dan serangan terhadap kamp-kamp militer Yahudi.
Menyusul kematian sejumlah aparat, sejak era presiden Muhammad Mursy hingga sekarang, militer Mesir meningkatkan operasi militer di kawasan Sinai dengan alasan memburu kelompok-kelompok militan Islam yang dianggap mengganggu keamanan.
Tidak hanya itu, militer Mesir juga menghancurkan terowongan bawah tanah yang menghubungkan wilayah Palestina di Gaza dengan wilayah Mesir di Rafah, Sinai, dengan dalih terowongan itu menjadi jalan masuk dan pelarian orang-orang yang membuat kekacauan di Sinai.*