Hidayatullah.com–Gerakan Perlawanan Islam Hamas menampik memiliki hubungan dengan batalyon Aknaf Baitul Maqdis di kamp pengungsi Palestina Yarmuk di selatan ibukota Suriah Damaskus.
Petinggi Hamas Misyir al Mishri dikutip PIC mengatakan bahwa gerakan Hamas tidak memiliki kelompok militer apapun di Suriah. Dia menambahkan bahwa pihaknya tidak memiliki hubungan dengan kelompok Aknaf Baitul Maqdis atau dengan kelompok bersenjata lainnya.
Aknaf Baitul Maqdis adalah faksi bersenjata terbesar yang menguasai kamp pengungsi Yarmuk sebelum ISIS masuk ke kamp pengungsi Yarmuk dan menguasai sebagian besar wilayahnya.
Begitu juga Aknaf Baitul Maqdis, tidak pernah menyatakan secara terus terang afiliasinya ke kelompok manapun. Sumber-sumber dari gerakan Hamas ada yang mengklaim bahwa sebagian besar anggotanya, sebelumnya adalah anggota pengawal pribadi Kepala Biro Politik Hamas Khalid Misy’al sebelum pindah dari Damaskus ke Doha, Qatar.
Mishri menyebut apa yang terjadi di kamp pengungsi Yarmuk adalah “pembantaian”, yang bertujuan untuk menghabisi eksistensi Palestina.
Mishri kembali menegaskan seruan gerakannya kepada seluruh kelompok bersenjata di kamp pengungsi Yarmuk untuk menghentikan perang saudara. Dan menjadikan kamp pengungsi Yarmuk sebagai wilayah netral dari segala konflik yang terjadi di Suriah.
Krisis Yarmuk
Sebagaimana diketahui, awal April lalu kelompok ISIS telah menyerbu kamp pengungsi Yarmuk dan menguasai sebagian besar wilayahnya, setelah terjadi baku senjata dengan kelompok Aknaf Baitul Maqdis.
Aktivis HAM menegaskan, korban gugur akibat serangan, gempuran senjata dan blokade terhadap kamp pengungsi Palestina di Suriah bertambah.
Kelompok Kerja untuk Palestina Suriah dalam pernyataan persnya kemarin Sabtu (11/04/2015) menegaskan, sebanyak 12 personel milisi Jaish Tahrir Palestina tewas di perkampungan Suwaida, Suriah selatan saat ikut dalam pertempuran antara pasukan rezim Asad di satu sisi dan ISIS di sisi lain. Total korban dari Jaish Tahrir sejak krisis Suriah meletus mencapai 132. Total korban warga Palestina di Suriah yang gugur akibat siksaan mencapai 381 warga.
Kemarin terjadi bentrokan antara brigade Aknaf Baitul Maqdis dengan ISIS. Usai bentrokan, sejumlah titik berhasil dikuasai kembali oleh Aknaf di jalan Lubiah. Sementara ISIS menarik diri dari wilayah kampung Hajar Aswad yang dekat kamp Yarmuk.
Di sisi lain, krisis kesehatan di Yarmuk masih berlangsung, namun dunia internasional belum bisa masuk. Krisis semakin parah sebab selama dua tahun kamp ini diblokade oleh pasukan rezim Bashar Al Asaad dan kini sudah menelan korban 175 orang karena kelaparan dan berkurangnya pelayanan medis.
Catatan lain, ada sebanyak 822 kasus penangkapan pengungsi Palestina oleh rezim Suriah sejak meletus krisis 4 tahun lalu, 134 di antaranya adalah anak pengungsi Aidin.*