Hidayatullah.com—Enam orang tewas dan tiga lainnya terluka pada hari Jumat pagi (17/7/2015) dalam bentrokan antara polisi dengan pengunjuk rasa dari kelompok pro-Al-Ikhwan Al-Muslimun di distrik kelas pekerja Talbiya di Giza. Sebelumnya beredar pesan dari Muhammad Mursy agar pendukungnya melanjutkan revolusi.
Menurut sumber Kementerian Kesehatan yang dikutip MENA, korban seluruhnya pendukung Al-Ikhwan.
Bentrokan terjadi setelah shalat Idul Fitri, ketika sejumlah pendukung Al-Ikhwan menggelar aksi protes dan bentrok dengan warga penduduk setempat.
Polisi kemudian turun tangan dan menangkap 15 orang, kata sumber keamanan.
Di distrik Talbiya, yang terletak di Kairo Besar, beberapa kali terjadi bentrokan antara pendukung Al-Ikhwan dan polisi sejak Muhammad Mursy dilengserkan dari kursi kepresidenan Juli 2013.
Pada Kamis malam (16/7/2015), yang bertepatan dengan malam lebaran, laman Facebook dan akun Twitter resmi mantan presiden Mursy menampilkan pesan yang isinya menyeru agar para pendukungnya melanjutkan “revolusi”.
Pesan itu diduga dikirim dari penjara di mana Mursy menjalani hukuman kurungan dan menunggu eksekusi mati.
“Kekuatan dan tekad saya belum melemah dan keyakinan saya kemenangan itu tidak terbatas,” kata Mursy dalam pesannya seperti dikutip Ahram Online.
Bulan Juli ini Mursy divonis hukuman mati setelah dinyatakan bersalah dalam beberapa dakwaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan dalam kasus pelariannya dari penjara pada tahun 2011.
Pada bulan yang sama dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam dakwaan spionase.
Mursy pada bulan April diganjar 20 tahun penjara karena dianggap bersalah menyulut tindak kekerasan yang berujung pada kematian puluhan orang ketika terjadi bentrokan antara pro-Al-Ikhwan/pro-Mursy dengan kelompok penentangnya di depan istana kepresidenan Ittihadiyah pada Desember 2012.
“Revolusi kalian akan dikaji oleh semua orang di seluruh dunia, oleh karena itu tuntaskanlah, sebab itu akan membebaskan negara ini,” kata Mursy dalam pesannya.
Tokoh Al-Ikhwan itu, yang pernah beberapa tahun menetap di Amerika Serikat saat melanjutkan pendidikan tinggi dan menjadi pengajar di California State University, mengakhiri pesannya dengan menyebut dirinya sebagai presiden Republik Arab Mesir dan mengucapkan selamat Idul Fitri.
Pesan tersebut merupakan yang ketiga sejak dia dipenjara tahun 2014.*