Hidayatullah.com–Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani memperingatkan bahwa setiap konfrontasi militer terkait ketegangan diplomatik yang sedang berlangsung antara negaranya dan empat Negara Arab lainnya akan menyebabkan kawasan ini jatuh ke dalam kekacauan.
Dikutip AP, Sheikh Tamim mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump menawarkan tuan rumah pertemuan antara Qatar dan empat Negara Teluk yang memboikotnya. Mereka adalah Bahrain, Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengakhiri krisis antara lima sekutu Washington tersebut.
Baca: Ribuan Warga Qatar Sambut Kepulangan Sheikh Tamim Dari Luar Negeri
Berbicara dalam program berita 60 menit di CBS, Sheikh Tamim mengatakan bahwa dia belum menerima tanggapan dari para pemimpin Negara Arab yang memboikot Qatar.
“Pertemuan harus berlangsung dalam waktu dekat,” katanya.
Ancaman konfrontasi militer antara kedua negara terjadi beberapa hari setelah empat pemerintah daerah bertindak untuk mematahkan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni.
Media berbahasa Arab di negara-negara pemboikot menyarankan perlunya sebuah operasi ‘Peninsula Shield’ yang merupakan tentara militer dari Dewan Kerjasama Teluk. Namun pejabat pemerintah mengabaikan saran tersebut pada saat itu.
Saat bertemu dengan Trump di Washington pada September, Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah mengatakan bahwa mediasi oleh Presiden AS akan membantu menghindari jenis kekerasan apapun. “Alhamdulillah, yang penting adalah kita telah menghentikan tindakan militer,” kata Sheikh Sabah yang juga telah berusaha menengahi perselisihan tersebut.
Namun, Sheikh Tamim tidak menyangkal adanya ancaman militer dalam perselisihan diplomatik saat diwawancarai oleh program 60 Minutes yang disiarkan di AS kemarin.
“Saya khawatir aksi militer akan berlangsung, kawasan Teluk akan kacau,” katanya.
Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan UEA memutus hubungan dengan Qatar karena menuduh negara tersebut mendukung terorisme dan menjalin hubungan dekat dengan Iran. Namun Doha berkali-kali membantah tuduhan tersebut.
Sebagaimana diketahui, empat Negara Teluk memutuskan hubungan diplomatik dengan setelah 2 minggu pasca kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Arab Saudi pada 20 Mei 2017.
Banyak analis menilai, Amerika mengambil keuntungan dari kisruh hubungan diplomatik empat Negara Teluk dengan Qatar.*