Hidayatullah.com–Palestina hari Kamis mengutuk ucapan Presiden AS Donald Trump di Forum Ekonomi Dunia di Davos, mengatakan jika Jerusalem (Baitul Maqdis) berada di luar meja perundingan, maka perdamaian dan AS juga tidak ada.
Ucapan tersebut muncul setelah Trump mengancam pihak berwenang Palestina dengan pemotongan bantuan menjelang pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela forum tersebut dan mengatakan Palestina sekarang harus bernegosiasi dengan penjajah Israel.
“Ketika mereka tidak menghormati kami seminggu yang lalu dengan tidak membiarkan wakil presiden besar kami [Mike Pence] melihat mereka, dan kami memberi mereka ratusan juta dolar bantuan … uang ada di atas meja, dan uang itu tidak akan mereka kecuali mereka duduk dan menegosiasikan perdamaian,” kata Trump dilansir dari Anadolu Agency.
Pekan lalu, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pihaknya menahan bantuan sebesar $ 65 juta ke Palestina “untuk pertimbangan lebih lanjut”.
Potongan dana AS terjadi sebulan setelah Trump memicu kecaman dunia dengan secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, dengan orang-orang Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur – yang diduduki oleh Israel sejak 1967 – pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota negara Palestina yang merdeka.
Baca: AS Tak Bisa Ubah Sejarah Meski Seluruh Kedutaan Dipindah ke Baitul Maqdis
Sebagai tanggapan atas ancaman Trump di Davos, Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa AS tidak akan memiliki peran dalam proses perdamaian kecuali Washington mencabut keputusannya mengenai Yerusalem.
“Jika Jerusalem tidak berada di luar meja, maka AS juga akan berada di luar meja.”
Saeb Erekat, kepala perunding Palestina dan sekretaris jenderal komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), menggambarkan ucapan Trump sebagai tindakan “tidak bertanggung jawab”.
“Pernyataan Presiden Trump yang tidak bertanggung jawab selama pertemuannya dengan Perdana Menteri negara bagian Benjamin Netanyahu di Davos hanya menegaskan kembali bahwa AS didiskualifikasi untuk memainkan peran menengah dalam perundingan damai,” kata Erekat.
Erekat mengatakan bahwa ancaman Trump untuk memotong bantuan ke Palestina kecuali jika berada di meja perundingan dengan Israel “memeras dan menghukum rakyat Palestina”.
“Mereka yang menganggap Yerusalem tidak berada di luar meja perundingan harus tahu bahwa perdamaian juga berada di luar meja perundingan itu,” kata Erekat.
“Sudah waktunya untuk meluncurkan inisiatif baru untuk menyelamatkan wilayah ini dari kekacauan internasional yang tidak dapat memuaskan siapa pun.”*/Sirajddin Muslim