Hidayatullah.com—Parlemen Chechnya dengan suara bulat menyetujui rencana pembuatan rancangan amandemen konstitusi yang akan membolehkan seseorang menjabat presiden Republik Federasi Rusia tiga periode berturut-turut dan bukan hanya dua periode seperti yang berlaku saat ini, yang berarti membuka jalan bagi Vladimir Putin dapat dipilih kembali sebagai presiden.
Dilansir RT Jumat (11/5/2018), parlemen Chechnya mengajukan rancangan undang-undang itu kepada pemerintah Rusia dan Mahkamah Agung untuk mendapatkan masukan dari para pakar, demikian menurut pernyataan yang tertera di situs resmi parlemen Chechnya.
Sekretaris pers Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada para reporter hari Jumat bahwa presiden memiliki agenda untuk mengubah konstitusi dan bahwa pemimpin Rusia itu sudah berulang kali mengutarakan posisi negatifnya soal perubahan undang-undang dasar.
Dalam salah satu wawancara teranyar dengan NBC Maret tahun ini, Putin mengatakan bahwa dia tidak pernah mengubah konstitusi dan tidak bermaksud melakukannya di masa mendatang.
Sementara itu sebagian wakil rakyat di parlemen federal Rusia secara hati-hati mendukung usulan Chechnya.
Wakil ketua kaukus Rusia Berkeadilan, anggota parlemen Mikhail Yemelanov, kepada kantor berita Interfax mengatakan bahwa rekan-rekannya satu partai juga berpikir bahwa batasan dua periode berturut-turut untuk presiden harus diubah.*