Hidayatullah.com—Pengadilan di Inggris hari Jumat (3/8/2018) menghukum Safaa Boular dengan penjara seumur hidup tanpa kesempatan untuk mengajukan pembebasan bersyarat selama 13 tahun, karena merencanakan serangan-serangan teror di London bersama ibu dan saudara perempuannya. Kasus ketiga orang ini merupakan yang pertama di Inggris berkaitan dengan sel teror wanita.
Jaksa dalam persidangan yang digelar di Central Criminal Court di London mengatakan gadis berusia 18 tahun itu mulai merencanakan serangan-serangan teror setelah pihak berwenang Inggris menggagalkan upayanya bepergian ke Suriah dan menikah dengan seorang pria anggota kelompok ISIS alias Daesh, lanisr DW.
Boular merencanakan serangan dengan senjata api dan granat bersama militan ISIS itu lewat pesan online. Namun, pada April 2017 dia ditangkap bersama kakak perempuan dan ibunya, setelah rencananya diendus aparat.
Aparat keamanan yang menyamar mengawasi gerak-gerik mereka, menyadap perbincangan telepon di mana mereka mendiskusikan rencana serangan teror itu dengan menggunakan bahasa sandi.
Tim pembela Boular berargumentasi remaja itu dimanipulasi oleh anggota ISIS tersebut, yang berusia lebih tua 10 tahun, dan sejak terpengaruh dengan lelaki tersebut dia memiliki pandangan ekstrimis.
Akan tetapi, hakim meragukan remaja itu akan dapat berubah dari pandangang ekstrimisnya, karena tidak ada bukti cukup yang menunjukkan hal itu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Dia mungkin saja terpengaruh dan terpuruk pada pandangan ekstrimisnya, dan kelihatan dia mengetahui apa yang dilakukannya dan bertindak dengan mata terbuka (secara sadar),” kata hakim.
Kakak perempuan Boular, Rizlaine Boular yang berusia 22 tahun, pada bulan Juni dihukum penjara paling sedikit 16 tahun. Sedangkan ibu mereka, Mina Dich, 44, mendapatkan hukuman penjara yang dapat diperpanjang 11 tahun 9 bulan.*