Hidayatullah.com—Seorang guru spriritual di India divonis penjara seumur hidup karena membunuh seorang jurnalis yang mengungkap kejahatan seksual atas para wanita di sektenya.
Gurmeet Ram Rahim Singh, pimpinan sekte Dera Sacha Sauda berusia 51 tahun, sedang menjalani masa hukuman 20 tahun penjara atas pemerkosaan yang dilakukannya terhadap 2 wanita pengikutnya.
Ram Chander Chhatrapati dibunuh setelah mengungkap kasus-kasus kriminal yang terjadi di markas besar Dera di kota Sirsa.
Guru spiritual yang menyucikan dirinya sendiri itu tampilkan di persidangan di Panchkula, negara bagian Haryana, melalui tautan video dari selnya.
Tiga orang pria pengikut setianya, Kuldeep Singh, Nirmal Singh dan Khrishan Lal juga dihukum penjara seumur hidup, lapor BBC Kamis (17/1/2019).
Pengadilan, yang memutuskan keempat orang itu bersalah pekan lalu, juga menjatuhkan hukuman denda 50.000 rupe (sekitar 9,9 juta rupiah) terhadap masing-masing terdakwa.
Ram Rahim Singh sejak lama menampilkan dirinya sebagai guru spiritual, mendorong para pengikutnya di seluruh dunia untuk bersumpah tidak melakukan hubungan seks dan menjalani hidup selibat.
Namun, citra spiritual nan suci yang ditampilkannya mulai tercoreng ketika pada tahun 2002 Chhatrapati mempublikasikan sebuah surat di koran berbahasa Hindi yang dipimpinnya, Poora Sach (Kebenaran Seutuhnya).
Ditulis oleh seorang pengikut Ram Rahim Singh yang tidak diungkap namanya, surat itu membeberkan kejahatan seksual yang merebak di lingkungan sekte tersebut.
Anshul Chhatrapati, putra mendiang Ram Chander Chhatrapati, mengatakan kepada The Print 2007 bahwa para kolega memperingatkan ayahnya ketika itu agar berhati-hati, karena “seseorang akan menembakmu suatu hari.”
Menjawab peringatan itu dia konon berkata, “Seorang jurnalis sejati menghadapi lontaran peluru, bukan sepatu.”
Lima hari setelah dia mempublikasikan surat tersebut, pada 24 Oktober 2002, para pengikut Dera Sacha Sauda menembak Ram Chander Chhatrapati di depan rumahnya.
Ketika dia meninggal dunia, kurang dari satu bulan kemudian, surat yang dipublikasikannya sudah meluas dan mendorong aparat hukum menyelidiki kasus-kasus di lingkungan sekte itu.
Anshul, yang berusia 21 tahun ketika ayahnya wafat, mengambil alih pengelolaan koran Poora Sach, dan mendorong agar Ram Rahim Singh diseret ke pengadilan atas pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukannya.
“Ayah saya mengorbankan nyawanya demi mengungkap kebenaran,” kata Anshul dalam wawancara tahun 2017. “Saya tidak akan membiarkan pengorbanannya sia-sia.”*