Hidayatullah.com—Satu pekan setelah pelabuhan Beira di Mozambik diterjang angin besar dan banjir yang dibawa Siklon Idai, kini penduduk daerah itu menghadapi wabah kolera.
International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) hari Jumat (22/3/2019) mengatakan sudah muncul kasus kolera serta malaria, lansir BBC.
Badai itu sejauh ini dipastikan membunuh 557 orang di Mozambik, Zimbabwe dan Malawi, tetapi jumlah korban diperkirakan masih terus bertambah.
Siklon Idai mendarat dekat Beira dengan kecepatan 117 km/jam pada 14 Maret.
Para pekerja kemanusiaan tidak dapat bekerja cepat untuk mengirim bantuan dikarenakan wilayah bencana direndam banjir dan jalur transportasi sulit. Sebagian daerah bahkan tidak dapat diakses dan helikopter sangat terbatas.
Sekitar 1,7 juta orang dikabarkan terdampak oleh badai besar itu di bagian selatan Benua Afrika. Rumah-rumah warga hancur, jalan-jalan rusak disapu banjir, listrik padam dan air bersih tidak tersedia.
Dalam sebuah pernyataan IFRC mengatakan bahwa sudah ada laporan sejumlah kasus kolera di Beira, sementara jumlah kasus malaria bertambah di kalangan orang-orang yang terjebak banjir.
Kolera, yang endemik di Mozambik, menyebar lewat air terkontaminasi limbah (air kotor), dan dalam membunuh orang yang terinfeksi dalam hitungan jam apabila tidak segera diatasi.
“Ada banyak genangan air, yang tidak segera mengering, mayat-mayat membusuk, kurangnya higiene dan sanitasi,” kata Henrietta Fore, pimpinan Unicef di Mozambik, kepada AFP.
“Besarnya skala kasus ini sangat mencengangkan,” kata Elhadj As Sy, pimpinan IFRC, setelah melihat kondisi Beira, kota pelabuhan berpenduduk 500.000 jiwa.
Sementara itu seorang jubir World Food Programme (WFP) mengatakan upaya pengiriman bantuan awalnya berjalan lambat, tetapi sekarang sudah lebih cepat.
“Kami belum sampai di mana bantuan itu diperlukan,” kata jubir itu kepada AFP.
Perserikatan Bangsa-Bangsa merogoh koceknya $20 juta dari anggaran kedaruratannya, dan hari Jumat pimpinannya meminta agar masyarakat internasional mengulurkan bantuan.
Menurut PBB, akibat banjir yang disebabkan Siklon Idai, sedikitnya 65.000 orang saat ini mengungsi di sekitar 100 lokasi penampungan sementara. Banyak di antara mereka dalam kondisi memprihatinkan. Dikabarkan pula masih banyak korban yang belum diselamatkan dari lokasi bencana, bahkan sebagian masih bertahan di atap-atap rumah dan bangunan atau bergelantungan di pohon.*