Hidayatullah.com–Angka kematian akibat wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) menembus 1.000, kata menteri kesehatan.
Ebola merebak di DRC sejak Agustus 2018 dan ini merupakan wabah paling mematikan kedua dalam sejarah.
Wakil Direktur WHO Dr. Michael Ryan mengatakan ketidakpercayaan masyarakat dan aksi kekerasan menghambat upaya penanggulanagn penyakit Ebola, yang menyebar dari bagian timur wilayah DRC, lansir BBC Jumat (3/5/2019).
Para pekerja kesehatan memiliki banyak vaksin –lebih dari 1.000 orang sudah mendapatkan perawatan. Namun, aksi kekerasan di wilayah timur di mana terdapat kelompok bersenjata, serta ketidakpercayaan terhadap dokter, menghambat program mereka, kata Dr. Ryan.
Malangnya, DRC juga mengalami wabah campak yang telah merenggut nyawa lebih dari 1.000 orang, dengan 50.000 kasus yang dilaporkan.
Staf WHO mengkonfirmasi wabah itu merambah 14 dari 26 provinsi di DRC, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.*