Hidayatullah.com– Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberi perhatian serius atas banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia selama mengawal proses Pemilu Serentak 2019.
Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan, melihat proses pemilu saat ini sangat tidak wajar sebab menelan ratusan jiwa petugas KPPS.
Ferry mengungkapkan bahwa ia sangat terpukul atas tragedi tersebut.
“Ini kesedihan kita semua. Bayangkan, pada peristiwa Bom Bali sekitar 200 orang meninggal, kita dan dunia sudah sangat berkabung. Nah, ini ‘Bom Pemilu’ kok sampai 474, hampir 500 orang? Bayangkan, apa yang terjadi sebenarnya?” ujar Ferry di Jl Kertanegara IV Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (03/05/2019) kutip INI-Net, Sabtu (04/05/2019).
Oleh karena itu, BPN dia mengusulkan agar dilakukan autopsi terhadap jasad-jasad petugas KPPS yang meninggal dunia, dengan harapan dapat diketahui secara terang-benderang penyebab wafatnya mereka.
“Kami juga meminta untuk dilakukan autopsi karena ada kejanggalan. Autopsi terhadap petugas KPPS, karena kita tidak mau biarkan ini terus terjadi. Ini bukan soal siapa pun dia, tapi kita tidak ingin ada kejanggalan yang dibiarkan,” tuturnya.
Ia mengatakan, seharusnya pemilu menjadi ajang suka cita demokrasi yang bisa mengubah peradaban bangsa ke arah lebih baik, bukan justru sebaliknya.
“Ini bukan soal siapa yang menang. Kami hanya ingin memastikan bahwa pemilu adalah sebuah proses yang mengantarkan simbol peradaban bangsa kita. Kita ingin mengatakan bahwa dengan pemilu kita lebih maju, bukan lebih porak poranda,” ujar Ferry.
Apalagi, sebelumnya salah satu organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis turut mengeluarkan penilaian bahwa kematian para petugas KPPS yang disebut-sebut akibat kelelahan itu adalah fenomena ganjil.*