Hidayatullah.com–Wakil-wakil rakyat di Malaysia hari Rabu (15/5/2019) mendesak agar pihak berwenang melakukan penyelidikan, menyusul laporan tentang seorang remaja putri yang bunuh diri setelah menggelar jajak pendapat di Instagram apakah dia sebaiknya mengakhiri hidupnya atau tidak.
Polisi negara bagian Sarawak mengatakan bahwa remaja putri berusia 16 tahun itu, yang tidak disebutkan namanya, menggelar jajak pendapat dengan pertanyaan “Sangat penting, bantu saya memilih D/L”, beberapa jam sebelum dia melompat dari atap sebuah bangunan pada 13 Mei, lapor media hari Selasa (14/5/2019).
“Menurut seorang teman akrab korban, ‘D/L’ itu maksudnya ‘Death/Life’,” kata Kepala Kepolisian Distrik Aidil Bolhassan seperti dikutip koran The Borneo Post.
Jajak pendapat itu menunjukkan 69% pengikut akun Instagram gadis itu memilih ‘D’ atau mati kata Aidil.
Ramkapal Singh, seorang pengacara dan anggota parlemen, mengatakan bahwa mereka yang memilih agar gadis itu bunuh diri dapat dijerat dengan dakwaan mendorong seseorang untuk melakukan bunih diri. Singh juga mendesak agar pihak berwenang menyelidiki kondisi yang mendorong gadis itu menghabisi nyawanya sendiri.
Berdasarkan undang-undang di Malaysia, siapa saja yang mendorong agar seorang anak di bawah umur bunuh diri dapat diancam dengan hukuman mati atau penjara sampai 20 tahun.
Menteri Kepemudaan dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq Syed Abdul Rahman juga menyeru agar dilakukannya penyelidikan, dengan mengatakan bahwa kenaikan angka bunuh diri dan isu kesehatan mental di kalangan pemuda perlu ditanggapi secara serius.
Instagram tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait masalah tersebut.
Pada bulan Februari, Instagram melarang gambar-gambar dan konten yang berkaitan dengan aktivitas melukai diri sendiri, dengan alasan untuk melindungi keselamatan para pengguna platformnya yang rentan.
Perubahan kebijakan itu dilakukan setelah ada desakan dari orangtua di Inggris, yang putri remajanya bunuh diri. Orangtua gadis berusia belasan tahun itu mengatakan bahwa aktivitas putrinya melihat konten mengerikan semacam itu membuat anak perempuannya semakin depresi dan akhirnya memilih bunuh diri pada tahun 2017.*