Hidayatullah.com | MENTERI Dalam Negeri Turki mengundurkan diri pada hari Ahad (12/4/2020) setelah mengumumkan jam malam dua hari yang memicu kepanikan masyarakat. Suleyman Soylu adalah salah satu tokoh utama dalam masa pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Süleyman Soylu mengundurkan diri setelah pengumuman jam malam pada Jumat (10/4/2020) malam, menyebabkan sekitar 250.000 orang membanjiri toko-toko dan toko roti di seluruh Turki.
“Semua tanggung jawab mengenai penerapan jam malam ada pada saya,” katanya tentang insiden itu dikutip Dailysabah.
Dalam sebuah pernyataan di Twitter, dia mengatakan itu adalah tanggung jawabnya untuk menerapkan keputusan jam malam. Hal ini dilakukan untuk mencegah wabah Covid-19.
Perintah melakukan kebijakan karantina 48 jam di 31 kota, hanya dua jam sebelum diberlakukan. Hal ini menyebabkan ribuan orang pergi ke jalan-jalan dan melakukan pembelian panik (panic buying) tanpa mengenakan masker dan penjarakan sosial.
Kejadian telah menyebabkan public mengkritik pemerintah atas tindakannya dalam melaksanakan jam malam.
Turki telah memberlakukan pembatasan pada kehidupan sehari-hari dalam upaya untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Meskipun tanggapan awal terhadap krisis telah membendung jumlah orang yang terinfeksi, negara ini telah berhasil dalam membatasi mobilitas publik, terutama pada akhir pekan.
Jalan-jalan, jalan dan alun-alun utama di seluruh negeri kosong, sementara banyak orang telah membatalkan kegiatan akhir pekan setelah jam malam diberlakukan oleh Kementerian Dalam Negeri.*