Hidayatullah.com | SAAT ini Singapura menjadi negara dengan angka keterjangkitan Covid-19 tertinggi di ASEAN. Menurut data worldometer.info, orang yang terjangkit Covid-19 pada tanggal 4 Mei2020 sebanyak 18.205 orang. Indonesia dan Filipina menempati peringkat kedua dan ketiga, dengan orang terinfeksi sebesar 11.192 orang dan 9.223 orang.
Meski demikian, angka kematian akibat infeksi Covid-19 di negara itu sangat rendah. Sampai tanggal 4/5/2020, orang yang wafat akibat penyakit tersebut hanya 17 orang. Dengan demikian tingkat fatalitasnya hanya 0,09%.
Bandingkan dengan Indonesia dan Filipina yang angka kematiannya mencapai 845 orang dan 607 orang. Artinya tingkat fatalitas di Indonesia dan Filipina mencapai 7,55% dan 6,58%.
Tiga negara ASEAN lainnya, yakni Vietnam, Kamboja, dan Laos bahkan punya prestasi lebih gemilang, yakni tingkat kematiannya mencapai 0%, alias belum ada satupun orang di negeri mereka yang wafat karena kasus Covid-19.
Orang yang terinfeksi Covid-19 di tiga negara tersebut juga sangat rendah. Di Vietnam hanya 271 orang yang terjangkit, di Kamboja hanya 122 orang, dan di Laos hanya 19 orang.
Padahal ketiga negara di kawasan Indochina tersebut dikenal tidak memiliki fasilitas dan sumberdaya yang memadai di bidang kesehatan. Vietnam misalnya, menurut data Bank Dunia, hanya memiliki 8 dokter untuk melayani 10.000 orang penduduk.
Terlalu sedikit dibandingkan Italia yang memiliki 41 dokter untuk 10.000 orang penduduk atau China yang memiliki 18 dokter untuk 10.000 orang penduduk.
Namun karena pemimpin negeri itu menyadari keterbatasannya, mereka justru melakukan tindakan antisipasi yang paling sigap. Negara berpenduduk 97 juta itu telah mendeklarasikan melawan Covid-19 sejak Januari 2020, ketika wabah itu baru terjadi China. Mereka juga menjadi negara pertama yang menghentikan penerbangan menuju dan dari China.
Vietnam juga aktif melacak penyebaran Covid-19 secara masif meski tak memiliki banyak anggaran. Rapid test sudah mereka lakukan terhadap 180 ribu penduduk.
Keberhasilan Vietnam mendapat pujian dari Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam. “Keberhasilan Vietnam melawan virus Corona karena proaktif dan konsistensi pemerintah,” katanya.
Test Rate
Tingginya jumlah orang yang terinfeksi di Singapura bukan karena kegagalan negara pulau itu mencegah penularan Covid-19 di tengah masyarakat mereka, melainkan karena banyaknya orang yang dilakukan uji kesehatan.
Sebagaimana dijelaskan Eka Ginanjar, sekjen Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), test rate atau tes per 1 juta penduduk di Singapura tertinggi se-Asia Tenggara, yakni 16.203 per 1 juta penduduk.
“Sedangkan Indonesia terendah, hanya 160 tes per 1 juta penduduk,” jelas Eka, sebagaimana dikutip Bisnis.com.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dengan bekal test rate itu Pemerintah Singapura bisa mengontrol dan memantau yang positif Covid-19 dengan cermat. Kalau ada yang sakit bisa segera ditangani. “Makanya tingkat kematiannya rendah. CFR di bawah 1 persen,” tambah Eka.
Lonjakan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di Singapura berasal dari cluster asrama pekerja asing.
Kementerian Kesehatan Singapura menjelaskan, bahwa lonjakan jumlah orang yang terinfeksi itu sebenarnya bukanlah infeksi baru, karena para pekerja di asrama itu telah terinfeksi sebelumnya, namun tidak merasakan gejala penyakitnya sehingga tidak teridentifikasi sakit. Ketika tim kesehatan datang dan melakukan pengujian barulah ketahuan ada yang positif terinfeksi Covid-19.
Seandainya test rate di Indonesia ditingkatkan, tentu orang yang teridentifikasi terjangkit Covid-19 akan lebih banyak daripada yang teridentifikasi saat ini.*/Saiful Hamiwanto