Hidayatullah.com—Aktivis internasional pro-Palestina melawan seorang pelancong yang mengunjungi Lembah Al-Reman, Gurun Negev utara, dan menyebutnya sebagai wilayah ‘Israel’ di Twitter.
Melvin Böcher, pendiri Travel Dudes dan COO iambassador adalah seorang influencer perjalanan teratas yang berpengaruh di media sosial. Pada 29 Agustus, unggahannya di Twitter mendapat kecaman luas karena menyebut wilayah Palestina yang dijajah sebagai ‘Israel’.
“Menjelajahi Makhtosh Ramon di Israel”, twitnya pada akun @traveldudes yang menyertakan link menuju website Travel Dudes.
Pengguna Twitter @isra_a1998 menyanggah twit Melvin dengan mengoreksi bahwa wilayah tersebut adalah Palestina.
I'd like to correct ur information. This Valley, located in the Negev desert in southern Palestine.This is the country that the Zionist Israeli entity occupied and named all places in Hebrew in an attempt to make it their land. But it's Palestine, and U R welcome atany time.🇵🇸 pic.twitter.com/7WLejdB1UR
— إسـراء ثابت🕊 (@isra_thabet) September 6, 2020
“Saya ingin mengoreksi informasi Anda. Lembah ini, yang terletak di gurun Negev di selatan Palestina, adalah negara yang diduduki oleh entitas Zionis Israel dan menamai semua tempat dalam bahasa Ibrani dalam upaya menjadikannya sebagai tanah mereka. Tapi ini Palestina, dan anda diterima kapan saja.”
Pengguna Twitter lain @RawanBDS juga menyanggah dengan menyebut Melvin “kekurangan informasi”
“Anda menderita kekurangan informasi. Lembah gurun ini terletak di gurun Negev di Negara Palestina yang diduduki oleh pendudukan teroris Israel. #FreePalestine,” twitnya.
Sementara, @Reham61640963 menegaskan bahwa ‘Israel’ bukanlas sebuah negara.
“Tapi Israel bukanlah sebuah negara! Israel adalah pendudukan militer berdarah yang muncul dengan mengorbankan rakyat Palestina dan hak-hak mereka. #FreePalastine.”
Sejauh ini belum ada tanggapan dari akun Travel Dudes.
Aktivis Palestina SunBird Team mengutuk propaganda ‘Israel’ yang berusaha mempercantik citra pendudukan, terlepas dari kejahatannya terhadap warga sipil Palestina. Mereka juga mencoba untuk menghapus nama Palestina dan mengubah nama-nama tempat di Palestina menggunakan bahasa Ibrani, dilansir oleh In Palestine Today.
Karenanya, menurut In Palestine Today, perjuangan kemanusiaan juga bergantung pada bagaimana menampilkan Palestina dan wajah pendudukan Israel yang sebenarnya.*