Hidayatullah.com–Kebakaran kembali terjadi di kamp Muhajirin Rohingya di Bangladesh pada hari Senin (12/04/2021). Kebakaran tersebut adalah yang ketiga kalinya dalam tiga minggu, lansir Anadolu Agency.
“Empat tenda, termasuk madrasah telah terbakar,” Khin Maung, seorang pemimpin pemuda Rohingya, mengatakan kepada Anadolu Agency. “Orang-orang kami bisa mengendalikan kobaran api sebelum menyebar,” tambahnya.
Sebelumnya, pada 22 Maret, kebakaran besar menewaskan sedikitnya 15 warga Rohingya dan menghancurkan lebih dari 10.000 tenda. Kebakaran lain terjadi di pasar di kamp pengungsi pada 2 April, menewaskan tiga muhajirin Rohingya yang dan menghanguskan tujuh toko.
Dan tepat setelah 10 hari, kebakaran ketiga terjadi di kamp-kamp di distrik Cox’s Bazar selatan, tanpa ada korban luka.
“Api berhasil dikendalikan oleh dua unit kami, serta pengungsi Rohingya,” kata Emdadul Haque, petugas stasiun Dinas Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil setempat, kepada Anadolu Agency. Dia menambahkan bahwa orang-orang Rohingya “sangat gelisah”.
Pengungsi Rohingya menjadi marah dan memaksa petugas pemadam kebakaran meninggalkan tempat kejadian sebelum insiden itu dapat diselidiki lebih lanjut, tambah Haque.
Namun, menurut Maung, kemarahan para pengungsi itu wajar, karena mereka khawatir akan keselamatan dan keamanan mereka di kamp akibat seringnya terjadi kebakaran.
“Belum ada temuan investigasi tentang penyebab dua kecelakaan kebakaran sebelumnya,” kata pemimpin pemuda yang skeptis itu, menambahkan bahwa itu mungkin “permainan politik pada kami”.
Pemimpin yang marah itu menanyai pihak berwenang, bertanya: “Mengapa mereka butuh waktu lama untuk mencari tahu apa yang menyebabkan kebakaran dan siapa yang bertanggung jawab atas insiden ini?”
Maung mendesak pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan tidak memihak atas insiden berulang di kamp pengungsi Rohingya.
Lebih dari 1,2 juta Muslim Rohingya yang sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer yang brutal di negara bagian Rakhine Myanmar pada Agustus 2017 saat ini tinggal di kamp-kamp darurat yang penuh sesak di Bangladesh.
Pada pertengahan Januari, kebakaran mematikan lainnya menghanguskan lebih dari 500 lapak dan tenda Rohingya, sementara puluhan insiden kebakaran kecil terjadi dalam tiga tahun terakhir setelah eksodus massal Rohingya dari tanah air mereka.
M. Ishtiaque Shahriar, asisten sekretaris senior di Kantor Komisi Bantuan dan Pemulangan Pengungsi Bangladesh, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa petugas lapangan mereka segera menanggapi dengan alat pemadam api dan peralatan lainnya, dan bergandengan tangan dengan para pengungsi dan petugas pemadam kebakaran.
Ia menyebut amarah para pengungsi timbul menyusul insiden kebakaran pada Senin (12/04/2021) lalu.
“Komunitas [pengungsi] di sini mulai saling menyalahkan atas insiden tersebut. Kami selalu memberikan respon yang cepat dan tidak ada ruang untuk kelalaian dari pihak kami,” ujarnya. “Beberapa pengungsi menduga bahwa seperempat orang diduga berada di balik insiden kebakaran baru-baru ini,” tambahnya.*