Hidayatullah.com — Ketika India mengalami lonjakan kasus virus corona (Covid-19) pada pekan lalu, rumah sakit dan fasilitas medis yang kewalahan mendapat bantuan dari kelompok Muslim dengan menyediakan pasokan oksigen dan tempat tidur, mengubah masjid menjadi tempat perawatan pasien.
Pada hari Selasa, India melaporkan 323.144 infeksi baru dengan total lebih dari 17,6 juta kasus, hanya di belakang Amerika Serikat (AS). Kementerian Kesehatan India juga melaporkan 2.771 kematian lainnya dalam 24 jam terakhir, dengan 115 warga India meninggal karena wabah itu setiap jam. Para ahli mengatakan angka-angka itu kemungkinan besar di bawah jumlah yang sebenarnya.
Jumlah infeksi meningkat dua kali lipat dalam 13 hari terakhir karena beberapa negara bagian terus menderita kekurangan tempat tidur dan suplai oksigen medis di rumah sakit.
Untuk mengatasi peningkatan jumlah kasus, kelompok Muslim telah mengubah masjid menjadi fasilitas perawatan COVID-19, seperti masjid Jahangirpura di negara bagian barat kota Vadodara Gujarat. Masjid tersebut diubah menjadi fasilitas medis yang dengan 50 tempat tidur untuk merawat pasien yang terinfeksi virus, lansir Arab News pada Rabu (28/04/2021),
“Situasi COVID-19 di kota tidak baik dan orang-orang tidak mendapatkan tempat tidur di rumah sakit, jadi kami memutuskan untuk membuka fasilitas untuk memberikan bantuan kepada orang-orang,” kata Irfan Sheikh, takmir masjid, kepada Arab News.
“Dalam beberapa hari setelah pembukaan fasilitas, semua 50 tempat tidur terisi sehingga Anda bisa membayangkan tekanan seperti apa yang dialami rumah sakit.”
Sheikh mengatakan masjid itu dapat menambah 50 tempat tidur lagi jika ada tambahan pasokan oksigen.
Gujarat, negara bagian asal Perdana Menteri Narendra Modi, adalah salah satu negara bagian yang paling parah terkena dampak di India. Negara bagian ini melaporkan hampir 1.500 kasus dan lebih dari 150 kematian pada hari Selasa.
Kota-kota besar lainnya juga menyaksikan pemandangan kacau di rumah sakit sementara puluhan ambulans menunggu dalam antrian berjam-jam di luar fasilitas.
“Kami menghadapi kesulitan dalam pasokan oksigen dan masjid telah membuka ruangnya untuk melayani umat manusia yang menderita,” kata Sheikh.
Masjid Darool Uloom di kota yang sama juga melakukan hal yang sama, merubahnya menjadi fasiltias medis dengan 142 tempat tidur lengkap dengan oksigen, 20 perawat dan tiga dokter.
“Kami dapat membuat (masjid ini) fasilitas Covid-19 dengan 1.000 tempat tidur, tetapi pasokan oksigen menjadi kendala,” kata Ashfaq Malek Tandalja, anggota komite pengelola masjid, kepada Arab News.
Meskipun fasilitas ini terletak di kawasan yang mayoritas Muslim, fasilitas itu merawat warga dengan berbagai agama.
“Dari 50 di fasilitas saya, sekitar 15 adalah non-Muslim,” kata Sheikh. “Kami melayani kemanusiaan, bukan agama.”
Langkah masjid-masjid tersebut sangat penting di kota ini karena merupakan salah satu daerah yang terkena dampak terparah pada tahun 2002 ketika bentrokan terjadi antara umat Hindu dan Muslim selama kerusuhan agama. Kerusuhan melanda beberapa kota di Gujarat sementara ribuan – kebanyakan Muslim – tewas dalam serangan itu.
“Umat manusia tidak mengenal agama,” kata Sheikh. “Orang biasa memahami satu sama lain dan ingin hidup damai.”