Hidayatullah.com—Dua pria warga Amerika Serikat yang didakwa membantu bekas bos Nissan Carlos Ghosn kabur dari Jepang saat menghadapi penyelidikan kasus finansial di pengadilan mengaku ambil bagian membantu Goshn keluar dari negeri sakura.
Pernyataan yang dibuat oleh Michael Taylor dan putranya, Peter, dalam persidangan perdana pengafilan mereka di Tokyo mengisyaratkan bahwa keduanya tidak berencana untuk menampik dakwaan membantu seorang oelaku kriminal, yang ancaman hukumannya penjara maksimal tiga tahun.
Keiji Isaji, salah satu pengacara Taylors, mengatakan kepada Associated Press usai persidangan bahwa dia berharap persidangan berlangsung efisien. Dia mengatakan bahwa kliennya ingin menuntaskan persidangan dengan cepat.
Dia menolak mengkonfirmasi tim hukumnya berharap klien mereka akan dijatuhi hukuman percobaan apabila divonis bersalah. Dia juga mengatakan bahwa keputusannya berada fi tangan hakim.
Dilansir Associated Press Senin (14/6/2021), Bapak dan anaknya itu muncul dengan sikap tenang ketika dibawa masuk ke ruang persidangan dengan tangan diborgol dan tali terikat di pinggang mereka.
Keduanya tidak banyak berbicara dan hanya menjawab pertanya hakim yang dipahami lewat suara penerjemah di headphone yang mereka gunakan.
Jaksa membacakan dakwaan, menuding Michael Taylor, seorang bekas anggota Green Beret, dan Peter Taylor mengatur persembunyian Ghosn di dalam sebuah tempat peralatan musik. Tas peralatan musik itu kemudian dimasukkan ke sebuah pesawat pribadi yang menerbangkankannya ke kota Osaka kemudian menuju Libanon lewat Turki pada Desember 2019.
Ryozo Kitajima, salah satu anggota tim jaksa, mengatakan Peter Taylor bertemu Ghosn di sebuah hotel beberapa kali pada tahun 2019 dan memperkenalkan Ghosn kepada ayahnya. Jaksa itu mengatakan Peter Taylor menerima $562.500 dalam dua tranfer untuk pembayaran sewa jet pribadi dan biaya-biaya lain.
Peter Taylor mengatur Ghosn untuk bergantibpakaian di sebuah hotel di Tokyo. Ayajnya dan seorang pria lain, George-Antoine Zayek, kemudian menemani Ghosn ke bandara Osaka, kata Kitajima. Zayek belum ditangkap.
Jakaa mengatakan bitcoins bernilai $500.000 ditransfer dari akun putra Ghosn, Anthony, ke Peter Taylor pada tahun 2020, ditujukan untuk membayar biaya hukum Peter Taylor dan ayahnya.
Jaksa mengatakan Peter Taylor dan ayahnya saat dalam tahanan mengaku menyesali perbuatannya dan keduanya mengira bahwa membantu orang yang berstatus tahanan luar bukanlah perbuatan ilegal di Jepang.
Mereka mengatakan bahwa istri Ghosn, Carole, bilang suaminya itu disiksa. Mengutip kedua Taylor itu jaksa mengatakan bahwa mereka tidak disiksa dan diperlakukan secara baik dan profesional.
Persidangan selanjutnya akan digelar pada 29 Juni dengan agenda pertanyaan dari pihak jaksa.
Michael dan Peter Taylor ditangkap di Massachusetts tahun lalu dan diekstradisi ke Jepang pada bulan Maret 2021.
Ghosn – pemilik tiga kewarganegaraan Prancis, Libanon dan Brazil – saat ini berada di Libanon, negara yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jepang. Pihak berwenang mengatakan Ghosn membayar Michael dan Peter Taylor setidaknya $1,3 juta (£920.000).
Ghosn memimpin Nissan Motor Co selama dua dekade dan menyelamatkannya dari kebangkrutan sebelum ditangkap pada 2018. Dia dituduh tidak melaporkan pendapatan di luar gajinya di Nissan dan menggunakan uang perusahaan untuk keperluan pribadi. Ghosn senantiasa mengatakan dirinya tidak bersalah dan dia sengaja kabur dari Jepang karena meyakini tidak akan mendapatkan proses hukum yang adik di sana. Patut diketahui, dakwaan kriminal di Jepang lebih dari 99% divonis bersalah.
Tidak ada warga Jepang eksekutif Nissan yang diproses hukum dalam kaitannya dengan kasus kejahatan finansial yang dituduhkan kepada Ghosn.*