Hidayatullah.com — Ikhwanul Muslimin pada Rabu (28/07/2021) meminta Presiden Tunisia Kais Saied dan politisi dan faksi di negara itu untuk memulai “dialog serius”. Hal itu terkait urgensi untuk mengatasi krisis yang dihadapi saat ini, kantor berita Anadolu melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs resmi Ikhwanul Muslimin dua hari setelah Presiden Tunisia memecat Perdana Menteri Hichem Mechichi dan membekukan parlemen.
Kelompok itu mengatakan “sedang mengikuti perkembangan mengejutkan di Tunisia”.
Ini menekankan bahwa “demokrasi harus dihormati pada saat kritis ini, keuntungan dari Tunisia harus dipertahankan” dan “pilihan bebas dari Tunisia harus ditempatkan di atas prioritas”.
“Kami mengimbau rakyat Tunisia, kekuatan politik dan sosial, termasuk presiden, parlemen dan pemerintah untuk memulai dialog serius.”
Ikhwanul Muslimin menekankan bahwa “dialog serius akan mencegah negara tergelincir ke dalam lereng licin kekerasan, kehancuran dan malapetaka yang tidak dapat diterima”, lansir Middle East Monitor.
Pada hari Ahad (25/07/2021), Saied memecat pemerintah, membekukan parlemen dan mengambil alih otoritas eksekutif sendiri atas klaim kebuntuan politik yang menyebabkan memburuknya kondisi ekonomi di negara itu.
Langkahnya dilakukan menyusul protes terhadap kondisi ekonomi yang memburuk dan kesalahan penanganan krisis virus corona oleh pemerintah.
Sebagian besar blok parlemen mengutuk langkah Saied sebagai kudeta, menyebutnya inkonstitusional. Hanya satu blok, yang menampung 15 kursi dari 217 yang terdiri dari sisa-sisa rezim lama, yang mendukungnya.*