Hidayatullah.com— Sebuah roket pendorong yang membawa badan luncur hipersonik gagal diluncurkan Kamis pagi selama uji coba oleh program senjata hipersonik Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS). ABC News melaporkan, roket pendorong dengan badan peluncur hipersonik gagal diluncurkan saat pengujian di Kodiak, Alaska.
“Uji coba tidak terjadi seperti yang direncanakan karena kegagalan pada booster stack,” kata juru bicara Departemen Pertahanan Letnan Komandan Tim Gorman kepada CBS News dalam sebuah pernyataan.
Gorman menekankan kegagalan itu tidak terkait dengan teknologi hipersonik, hanya pendorongnya. “Tumpukan booster yang digunakan dalam pengujian bukan bagian dari program hipersonik dan tidak terkait dengan Common Hypersonic Glide Body. Pendorong rudal hanya digunakan untuk tujuan pengujian.”
Peluncuran yang dibatalkan adalah bagian dari program ‘Elang Gelap’ yang dijalankan bersama oleh tentara dan angkatan laut untuk mengembangkan rudal hipersonik darat dan kapal selam. Kegagalan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Pentagon mengeluarkan pernyataan tentang keberhasilan pengujian prototipe komponen senjata hipersonik di pusat fasilitas di Virginia.
Rudal hipersonik C-HGB yang dikembangkan oleh militer AS diluncurkan oleh roket konvensional dan kemudian meluncur pada target dengan kecepatan hingga 29.021 kilometer per jam (km/jam). Senjata tersebut diyakini sulit ditembak jatuh oleh musuh.
Senjata hipersonik dapat melakukan perjalanan di atmosfer atas dengan kecepatan lima kali kecepatan suara. “Selama pengembangan sistem senjata, peluncuran roket yang terdengar presisi mengisi celah kritis antara pengujian darat dan pengujian penerbangan sistem penuh,” kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa peluncuran seperti ini akan membantu mempercepat pengembangan teknologi hipersonik ofensif dan defensif. Uji coba terbaru militer AS dilakukan di tengah laporan bahwa China telah menguji senjata hipersonik barunya.
The Financial Times melaporkan China melakukan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir pada bulan Agustus. Kendaraan meluncur hipersonik terbang melalui orbit rendah menuju sasarannya dan hanya meleset sekitar 24 mil.
The Daily Mail juga melaporkan China telah melakukan tes lain pada bulan Juli. Beijing sebelumnya telah melakukan uji coba kedua pada rudal hipersonik yang mampu membawa senjata nuklir dan mengorbit Bumi sebelum mencapai targetnya.
Hari Rabu, Presiden AS Joe Biden mengatakan prihatin dengan uji coba yang dilakukan China. Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga ditanya tentang dugaan tes China minggu ini dan menolak berkomentar.
Namu dia mengatakan kepada wartawan bahwa AS terus mencermati perkembangan kemampuan militer China. “Anda mendengar saya mengatakan sebelumnya bahwa China adalah sebuah tantangan, dan kami akan tetap fokus pada itu,” kata Austin.*