Hidayatullah.com–Pemilik jaringan restoran cepat saji asal Amerika Serikat Burger King mengatakan operator 800 tokonya di Rusia “menolak” untuk menutup kedai meskipun ada tuntutan untuk menangguhkan bisnis menyusul perang Rusia-Ukraina.
Dalam surat yang ditujukan kepada para staf, David Shear, presiden Restaurant Brands International berkata, “Kami sudah menghubungi operator utama bisnis dan menuntut penangguhan operasi restoran Burger King di Rusia.
“Dia menolak untuk melakukannya.”
Shear menambahkan bahwa membuat perubahan apa pun pada bisnis Burger King di sana “pada akhirnya harus membutuhkan izin dari otoritas Rusia di lapangan dan kami tahu itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat”.
Restaurant Brands mengatakan telah menghubungi mitra lokal, Alexander Kolobov, untuk menutup toko di tengah perang di Ukraina.
Kolobov mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak memiliki “wewenang atau kekuasaan” untuk menghentikan operasi Burger King di Rusia.
Namun, dia mengatakan penutupan apapun harus disetujui oleh semua penanaman modal dalam bisnis itu.
“Keputusan untuk menghentikan dan menangguhkan operasi franchisee yang mempekerjakan sekitar 25.000 orang harus diambil oleh semua pemegang saham mengingat dampaknya terhadap karyawan dan keluarganya,” kata Kolobov seperti dikutip BBC Ahad (20/3/2022).
Kolobov mengatakan dia memiliki 30% saham dalam usaha patungan itu. “Sejak tanggal pendirian (dari) penerima waralaba usaha patungan itu… bagian saya selalu jauh di bawah kendali,” katanya.
Shear mengatakan Restaurant Brands memiliki saham minoritas sebesar 15% di perusahaan patungan Rusia itu yang sedang dalam proses pelepasan.
Burger King memasuki pasar Rusia 10 tahun yang lalu. Mereka berjualan burger di sana melalui kemitraan usaha patungan dengan Tuan Kolobov – yang merupakan operator bisnis utama sehari-hari – serta dengan perusahaan Rusia VTB Capital dan sebuah perusahaan investasi Ukraina.
VTB Capital adalah afiliasi dari VTB Bank, lembaga keuangan terbesar kedua Rusia yang telah dijatuhi sanksi oleh AS, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya.
Restaurant Brands saat ini sudah berhenti mendukung rantai suplai, operasi, dan pemasaran untuk Rusia. Perusahaan itu juga akan menolak penawaran baru untuk investasi dan ekspansi di Rusia.*