Hidayatullah.com–Mantan sekretaris jenderal Hizbullah, Subhi al-Tufayli, kembali mengkritik kelompok bersenjata Syiah asal Libanon Hizbullah yang dinilai telah mengekspoitasi orang miskin untuk perang ke Suriah.
Ia mengatakan pemimpin milisi Syiah Libanon (Lebanon) Hasan Nasrallah telah mengeksploitasi orang-orang miskin khususnya orang Syiah untuk memikat mereka untuk berperang bersama rezim Bashar al Assad di Suriah.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Turki Gercek Hayat, Tufayli mengatakan rezim Bashar al Assad memerintah Libanon selama tiga dekade dengan tangan besi.
“Membunuh, mencuri dan merusak segalanya,” ujar Tufayli. Dia juga mengatakan penindasan dan korupsi rezim Assad meninggalkan memori buruk dan abadi antara Lebanon.
Menurutnya, Bashar al-assad dan kebanyakan seniornya (dari komandan Hizbullah) adalah (Syiah) Alawi.
Tufayli menambahkan Syiah pertama kali diminta untuk berperang di Suriah untuk mempertahankan Desa dan kuil Syiah. Kemudian, di sana diberitahu bahwa perlawanan dilakukan untuk menghentikan penyebaran “takfiri” (istilah yang sering digunakan Syiah menyebut kelompok pembebasan anti Asaad dari Sunni) sebelum mereka mencapai Libanon.
Mantan pemimpin Hizbullah ini juga mengatakan dengan korban Hizbullah di Suriah meningkat dan tidak ada tanda-tanda mengakhiri pertempuran. “Tidak ada yang akan pergi untuk berperang di Suriah, kalau bukan karena kemiskinan dan membutuhkan,” ujarnya dikutip laman Orient-Net.
Subhi al Tufayli telah memimpin milisi Hizbullah dari tahun 1989 sampai 1991. Ia kehilangan jabatannya di Hizbullah dan menyerahkannya ke Abbas al-Musawi tahun 1991. Selanjutnya pada 1992 ia keluar dari Hizbullah setelah menuding kelompok itu menjadi “lunak” terhadap pemerintah Libanon.
Hizbullah Akan Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Suriah Bela Bashar
Dia kemudian mengkritik kebijakan-kebijakan Hizbullah, antara lain tentang keikutsertaan kelompok bersenjata itu dalam pemilihan umum dan berkoalisi dengan pemerintah Libanon. Setelah itu Tufayli membentuk kelompok lain yang diberinya nama “Revolusi Orang Lapar”, dengan sikap menentang kebijakan-kebijakan pemerintah Libanon.
Dalam wawancara televisi dengan Al-Arabiya yang ditayangkan hari Jumat (7/6/2013), Al-Tufayli mengatakan bahwa organisasi Hizbullah yang ditetapkan Liga Arab sebagai organisasi teroris “telah memprovokasi seluruh dunia.”
Ia menegaskan, Hizbullah telah memulai perang sektarian dan “membuka pintu pemberontakan”. Lebih lanjut ia mengatakan Iran adalah pihak yang mengendalikan kelompok Syiah itu, yang bertanggungjawab mendorong kelompok bersenjata itu ikut campur dalam perang di Suriah.*