Hidayatullah.com — Mengklaim bahwa lebih paham tentang peradaban barat lebih baik daripada yang lain, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan Islamofobia berkembang setelah peristiwa serangan terror 9/11 dan dibiarkan begitu saja karena negara-negara muslim tidak melalukan apapun untuk memeriksa tulisan yang menyamakan Islam dengan terorisme.
Dalam pidato di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang diselenggarakan di Islambad, Imran Khan menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan di antara golongan islam, dan ia juga menambahkan bahwa keimanan tidak memiliki hubungan apapun dengan terorisme.
Khan mempertanyakan bagaimana dunia barat dapat membedakan antara muslim moderat dan radikal bila mereka menyetarakan Islam dengan terorisme.
“Saya cukup lama tinggal di Inggris, berkeliling dunia sebagai olahragawan internasional. Saya mengetahui peradaban barat lebih baik dari kebanyakan orang. ….Saya mengamati pertumbuhan (Islamofobia) setelah kejadian 9/11,” kata Imran Khan
“Islamofobia ini terus berkembang dan alasannya adalah—saya minta maaf untuk mengatakannya—kita sebagai negara muslim tidak mengusut apapun tentang kesalahan tulisan tersebut. Bagaimana bisa suatu agama dapat berhubungan dengan terorisme? Bagaimana bisa Islam diibarakan sebagai terorisme? Dan saat itu terjadi, bagaimana seorang pria di negara barat membedakan anatara muslim moderat dan radikal. Bagaimana bisa dia membedakannya? Oleh karena itu, pria ini berjalan ke masjid dan menembaki semua orang,” ujar Perdana Menteri Pakistan yang murujuk pada peristiwa penembakan Masjid Christchurch di Selandia Baru pada tahun 2019.
“Sayangnya, apa yang seharusnya dilakukan, tidak dilakukan… para kepala negara muslim harus mengambil sikap atas hal ini. Tetapi masih banyak kepala negara tersebut yang mengatakan bahwa mereka adalah moderat,” tambahnya.
Mesikupun Imran Khan memposisikan dirinya sebagai advokat muslim secara internasional namun ia gagal untuk menentang pelanggaran hak asasi manusia pada kelompok Uyghurs di China.
Pidato ini berada di balik bayang-bayang Imran Khan yang menghadapi mosi tidak percaya dari pihak lawan. Di bawah kepemimpinan pemain kriket yang menjadi politisi, pemerintah Pakistan juga menghadapi krisis ekonomi yang parah.
Sidang ke-48 Dewan Menteri Luar Negeri (OIC-CFM) diadakan lebih awal hari ini di Islambad.
Konferensi ini berlangsung dengan tema: “Membangun Kemitraan Untuk Persatuan, Keadilan, dan Pembangunan.”
Media Pakistan mengatakan lebih dari 100 resolusi akan dipertimbangkan dalam sesi yang berlangsung selama dua hari. Meskipun pertemuan ini diselenggarakan untuk mempromosikan upaya OKI di Afghanistan, Pakistan kemungkinan akan membahas masalah Kashmir walaupun gagal berbicara dengan Islam Syiah di negaranya sendiri.* Annisa Yapsa Azzahra