Hidayatullah.com—Pemerintah Hindu India berusaha memadamkan kemarahan di dalam dan luar negeri menyusul pernyataan pejabat partai berkuasa India, Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dianggap merendahkan Nabi Muhammad SAW dan istrinya, Sayyidah Aisyah RA.
Reuters melaporkan sedikitnya 38 orang ditangkap karena kerusuhan di beberapa kota di utara negara itu sementara protes direncanakan kemudian di Mumbai. Penangkapan di kota Kanpur merupakan bagian dari upaya meredakan ketegangan agama yang muncul setelah dua pejabat dari partai nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi, BJP membuat pernyataan yang memicu kemarahan luas di kalangan umat Islam di India dan luar negeri.
Sebelumnya, Juru Bicara Nasional BJP Nupur Sharma, hari Ahad (5/6/2022) membuat kontroversi selama acara debat TV tentang Nabi Muhammad SAW. Selain Sharma, juru bicara BJP lainnya, yakni Naveen Jindal juga berkomentar tentang Islam di media sosial.
Beberapa pejabat tinggi India terlibat dalam mengelola keretakan dalam hubungan diplomatik karena negara-negara termasuk Qatar, Arab Saudi, Oman, UEA, Afghanistan, Pakistan dan Iran menuntut permintaan maaf dari pemerintah India karena mengizinkan pernyataan yang menghina, kata seorang pejabat kementerian luar negeri India. Selama akhir pekan, beberapa diplomat India yang ditempatkan di negara-negara Teluk dan negara-negara Muslim tetangga dipanggil oleh pejabat di negara itu yang keberatan dengan komentar pejabat BJP.
Sementara itu, AFP melaporkan berbagai negara mulai memanggil delegasi New Delhi, dan bahkan sebuah supermarket di Kuwait menurunkan produk India dari raknya. Pekerja di supermarket menurunkan teh serta produk lain yang dibuat di India, dari rak untuk memprotes pernyataan yang digambarkan sebagai ‘Islamofobia’.
UEA muncul di antara negara-negara terbaru yang mengecam pernyataan itu, bersikeras bahwa itu ‘bertentangan dengan prinsip-prinsip serta nilai-nilai moral dan kemanusiaan.’ Kementerian Luar Negeri UEA menekankan ‘perlunya menghormati simbol-simbol agama dan menentang ujaran kebencian’.*