Hidayatullah.com–Setelah Kota Aleppo dihancurkan, rezim Suriah Bashar al Assad kini berfokus memulai serangan di Kota Homs di timur negara itu, yang masih diduduki kelompok pejuang dan penentang Presiden Bashar Al-Assad.
Jet-jet tempur Rezim Bashar membombardir sebuah distrik yang dikuasai kelompok pejuang yang terkepung di Homs. Serangan menewaskan tiga orang, menambah daftar jumlah korban tewas lebih dari 20 orang akibat serangan udara dalam dua minggu terakhir, lapor kelompok Observatorium Suriah untuk HAM atau Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) dikutip Reuters hari Ahad (19/02/2017).
Al-waer, daerah komunitas terakhir diduduki pejuang di timur Homs, menghadapi serangan paling sengit dibandingkan daerah lain di Suriah selama hampir sebulan, tatkala rezim berusaha mengadakan perjanjian dengan penentang.
Namun, pemboman dilanjutkan awal bulan ini, kata pekerja penyelamat dan Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berbasis di Inggris.
Pilu di Aleppo, Perempuan Izin Bunuh Diri untuk Hindari Teror Perkosaan Rezim Bashar
SOHR melaporkan tiga orang sipil tewas awal hari ini, membuat jumlah korban tewas dalam serangan rezim di Homs adalah 30 orang.
Sebuah unit media militer yang dijalankan oleh Damaskus mengatakan pesawat-pesawat tempur dan artileri telah menargetkan gerilyawan di al-Waer setelah wilayah sniper pejuang terhantam tembakan.
Di wilayah Deraa, pesawat tempur pemerintah Suriah dan Rusia meningkatkan pemboman mereka ke daerah yang dikuasai pejuang. Setidaknya 70 serangan udara menghantam kota tersebut dan sejumlah kota di bagian timur Deraa, SOHR melaporkan.
“Sedikitnya empat orang tewas oleh serangan udara di kota Umm al-Mayadhin, dan satu orang di Busra al-Sham,” bunyi laporan SOHR.
Seperti di Aleppo, rezim Bashar al Assad ingin menduduki kembali Homs dengan menawarkan kesepakatan yang memungkinkan pejuang dan keluarga mereka meninggalkan daerah itu. Sebagaimana kesepakatan seperti di daerah lain, pejuang hanya akan dibenarkan membawa senjata ringan bersama mereka.
Kesepakatan itu adalah bagian strategi pemerintah untuk mengeluarkan secara paksa mereka yang menentang rezim Assad, sebagaimana yang telah dilakukan dengan membumihanguskan Kota Aleppo bulan November 2016 .*