Hidayatullah.com–Setelah berhasil mendirikan beberapa sekolah darurat di daerah Lhok Nga, misi Pendidikan Hidayatullah yang berjumlah tiga orang dipimpin oleh Baharuddin Mustafa, berangkat menuju Meulaboh, Selasa (25/1/2005). Keberangkatan mereka didukung oleh Helikopter dari Tentera Udara Diraja Malaysia.
Keberangkatan mereka ke Meulaboh daerah yang paling parah akibat gempa Bumi dan Tsunami ini berada di Pantai Barat Aceh. Sebagaimana diketahui untuk mencapai Meulaboh, salah satu alternatif transportasi yang paling cepat adalah dengan menggunakan Helikopter, meskipun sudah bisa dicapai melalui jalan darat, akan tetapi masih cukup berat.
Berkat kerjasama dengan Tentara Udara Diraja Malaysia, keberangkatan tim ini difasilitasi dengan menggunakan Helikopter Malaysia. ?Alhamdulillah, saudara kita dari Tentara Udara Diraja Malaysia, memberikan dukungan kepada kami dan mengangkut kami ke Maulaboh, untuk mendirikan sekolah darurat di sana, mudah-mudahan kerjasama ini dapat berlanjut untuk mendukung misi kami di tempat-tempat lainnya?, demikian jelas Ustadz Bahar Mustafa ketua Misi Pendidikan tersebut.
Menurut Haryono Ketua Pusat Kordinasi dan Pengendali Operasi (Puskodal) Hidayatullah di Banda Aceh , misi ini akan bertugas selama satu Minggu di Meulaboh, untuk melakukan survey, mendatangi beberapa posko pengungsi dan identifikasi masalah, terkait dengan pembukaan Sekolah Darurat. ?Rencana pembukaan sekolah darurat ini, kami duplikasi, dari sekolah yang sama yang telah berhasil kami jalankan dengan baik di daerah Lhok Nga,? tambah Haryono.
Sementara itu, Hidayatullah berencana mendirikan Sekolah darurat di 100 titik. Saat ini sedang menjajagi kerjasama dengan beberapa pihak terkait dengan pembiayaan, pengadaan infrastruktur, peralatan, buku, alat tulis, tenaga guru dan lain sebagainya.
Hidayatullah memiliki planning bahwa operasional Sekolah Darurat ini dapat di fungsikan selama 6 bulan, sampai kenaikan kelas, setelah itu diserahkan kepada pemerintah. Akan tetapi jika sampai batas waktu itu ternyata pemerintah belum siap, maka kegiatan belajar mengajar tersebut dapat di permanenkan.
(Bgy)