Rabu, 26 Oktober 2005
Hidayatullah.com–Besarnya keinginan untuk memiliki barang-barang mahal namun karena ketidakmampuan orang tua menyanggupi permintaan menjadi salah satu penyebab remaja-putri di Singapura mengambil jalan pintas yakni menjadi penjaja seks. Fenomena seperti ini sudah sering terjadi di kalangan remaja putri, demikian diungkapkan para konselor dan pekerja sosial saat diinterview harian lokal The Sunday Times.
Sebuah kasus terjadi pada Jenny (15). Setelah mengetahui pacarnya terlilit hutang, Jenny mengatasi hal ini dengan menggunakan sacara Internet. Caranya, ia berkenalan dengan sejumlah pria dengan menggunakan fasilitas Chatroom di Internet.
Di sinilah ia melakukan transaksi seks dengan tiga pria yang mau mengencaninya. Ia melakukan ini semua demi mendapatkan uang.
Ia mengaku tidak merasa berdosa dan bersalah, dan tidak pernah menyesali atas apa yang telah dilakukannya. Menurutnya ini hanyalah transaksi biasa saja. Ia butuh uang, dan ia mempunyai bentuk tubuh yang indah untuk dinikmati para lelaki hidung belang yang bersedia membayar dengan harga mahal.
Konselor Singapore Planned Parenthood Association Ong Lea Teng mengatakan: “Dua tahun lalu, saya menerima hotline call setiap enam bulan sekali dari remaja-remaja putri yang ingin menanyakan apakah ini dibenarkan jika melakukan hubungan seks dengan pria untuk mendapatkan uang.” “Sekarang, saya menerima empat telepon menanyakan hal serupa setiap enam bulan sekali.”
Ong secara khusus mengkritik ruang chatting Internet, dimana orang bebas menjalin pertemanan dengan siapapun.
“Yang ada dipikiran remaja-remaja putri itu adalah sejak mereka mulai melakukan hal itu (chatting), mereka pikir akan mendapatkan sesuatu dari hal itu.”
Kerap kali mereka menginginkan sesuatu yang tidak bisa dipenuhi orang tua mereka misalnya handpone, model pakaian terbaru atau berlibur ke luar negeri. Terkadang sebagian remaja putri ini harus menafkahi diri mereka sendiri setelah memutuskan untuk pergi dari rumah. Kesemua ini juga menjadi faktor penyebab timbulnya kecenderungan melakukan hubungan seks.
Di Jepang lebih menakutkan. Seperti sudah biasa terjadi, dimana remaja putri usia sekolah kerja paruh waktu sebagai pekerja seks demi mendapatkan uang saku tambahan.
Umumnya para remaja ini mengiklankan diri mereka di Internet, dan situs ini bisa ditemukan asal anda tahu passwordnya: Freelance.
Sebagai contohnya, di sebuah situs pribadi, seorang remaja singapura usia 18 tahun menuliskan datanya: “Lolita manis dalam keadaan putus asa dan butuh pria dewasa yang mau membimbingnya. Apakah anda bisa memuaskan keinginan saya?” Biasanya tarif untuk oral seks berkisar $50 hingga $70 dan tarif untuk semalaman berkisar $100 hingga $300.
Kasus remaja Singapura dan Jepang yang memanfaatkan internet untuk menual diri demi hura-hura sebenarnya juga terjadi di Indonesia.
Meski belum ada data pasti, kebanyakan pemakaian chatting di Indonesia sering juga dimanfaatkan para remaja untuk kegiatan seperti itu.
Ini bisa dilihat dari cara pemakaian nickname (nama panggilan) di chatting. Jangan heran jika menggunakan chattinga di mIrc anda menemui nickname seperti; Cow_Mau ML, Ce-mau Cew, CewBayarang dll.
Bahkan secara sengaja pemakaian-pemakaian nickname justru disengaja untuk mengundang untuk berkencan dan berhubungan seks bebas. Karena itu, wapsadailah dengan putra-putri anda yang sudah mulai hobi ke internet. (tst/sib/cha)