Hidayatullah.com—Pujian Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Zaitun, membuat ‘tanda tanya’ Sekjen Center For Democracy and Social Justice Studies (CeDSoS), Umar Abduh.
Mantan Tapol Anggota Jama’ah Imran ini mengatakan, pernyataan Menag yang berbeda dengan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dinilai mencurigakan.
Padahal, menurutnya, pihak Departemen Agama (Depag) melalui Prof. Dr. Syafii Mufid, mantan BaLitbang Depag tahun 2004-2006 telah melakungan investigasi sangat lengkap.
“Sangat mengherankan, padahal, Prof Syafii Mufid tahun 2004-2006, sudah melakukan penelitian,” ujarnya.
Selain itu, menurut Abduh, ketika mantan Ketua PPP, Hamzah Haz menjadi Wakil Presiden, sudah ada pernyataan melarang NII dan ada kaitan dengan al Zaitun.
Abduh menilai, pernyataan Menag yang bernada dukungan terhadap Al Zaitun dan tokon NII KW-9 Abu Toto alias Panji Gumilang dinilai ada unsur politis.
“Ini sangat politis. Siapapun yang datang ke sana tidak dapat apa-apa, apalagi pejabat, sudah pasti ditunjukkan Indonesia raya. Itu akal-akalan mereka, “ tambahnya.
Menurutnya, jika mau melakukan investigasi harus dibuat sebuah tim lengkap, sebagaimana kasus di Cikeusik, Banten. Meskipun demikian, tindakan apapun, bisa dilakukan pemerintah jika ada niat baik.
“Mau represive mau preventiv bisa saja, tergantung pemerintah,” ujarnya.
Menurut Abdu, semua data, laporan, korban termasuk saksi sudah banyak dan Badan Intelijen Negara (BIN) telah memilikinya. Sayangnya, presiden belum bersua apa-apa.
“Sebab laporan intelijen yang menindaklanjuti hanyalah presiden. Nah, sekarang yang dibutuhkan adalah godwill dari presiden.”
Sebagaimana diketahui, Menag hari Rabu (11/5), mengunjungi Ponpes Al Zaitun di Indramayu, Jabar,. Kedatangan rombongan Menag ini untuk mengecek kebenaran apakah pesantren pimpinan Panji Gumilang itu ada kaitannya dengan NII KW 9 dengan gerakan cuci otaknya yang telah menjadi perbincangan publik. Menariknya, usai kunjungan Menag dibuat takjub dan memberi pujian Al Zaitun.
Padahal, sehari setelah itu, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengeluarkan pernyataan isinya, pondok pesantren tersebut terkait dengan NII. Temuan MUI disarakan penelitian tahun 2002 tentang Ma’had Al Zaitun pimpinan Panji Gumilang dengan NII KW 9.
“Dilihat dari hubungan historis, finansial, dan kepemimpinan, ditemukan indikasi kuat adanya keterkaitan antara Al Zaitun dengan NII KW 9,” kata Kiai Ma’aruf dalam jumpa pers di Kantor MUI, Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat.*