Hidayatullah.com—Umat Islam dan ulama Aceh menolak pembangunan hotel yang dibangun di dekat Masjid Raya, Banda Aceh.
Pernyataan ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) provinsi Aceh, Tgk Faisal Ali.
Faisal Ali menegaskan, pihaknya akan membawa kasus ke pengadilan, jika Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh mengizinkan pembangunan Westeren Best Hotel dan Mall di samping masjid Raya, Baiturrahman Banda Aceh.
“Ini merupakan upaya terakhir yang kami tempuh, itupun jika usaha-usaha kami sebelumnya tidak didengarkan oleh pihak walikota Banda Aceh,”kata Tengku Faisal Ali saat dihubungi hidayatullah.com, Kamis (05/01/2012).
Menurut Tgk Faisal, alasan pihak masyarakat dan para ulama Aceh menolak pendirian hotel dan mall yang tidak sampai radius 1 kilometer itu, karena bangunan tersebut akan melebihi ketinggian yang dikhawatirkan akan melebihi tinggi menara Masjid Raya Baiturrahman.
“Dengan ketinggian bangunan mencapai 42 meter dan 12 lantai jelas-jelas akan merusak keberadaan Mesjid Raya Baiturrahman sebagai landmark Kota Banda Aceh dari dulu sampai sekarang,”ungkap Lem Faisal, sapaan akrap Sekretaris Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Aceh ini.
Untuk kondisi sekarang kata dia, selain soal Landmark, daya tampung dan lingkungan sekitar wilayah itu, tidak memungkinkan untuk mendirikan Hotel dan Mall. Dalam jangka sepuluh tahun mendatang, kawasan kota seputaran Mesjid Raya akan terjadi kepadatan luar biasa. akibtanya, dapat menghalangi masyarakat lainnya untuk datang dan beribadah ke Masjid Raya Baiturrahman.
Pembangunan hotel dan mall bukan saja dinilai melanggar etika dan budaya masayarakat, tetapi juga menurut dia telah melanggar beberapa kebijakan UU Nnomor 26/2007 tentang tata ruang, Qanun Aceh Nomor 9/2008 tentang Penyelenggaraan Adat dan Adat Istiadat Aceh, dan Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4/2009 tentang RTRW Kota Banda Aceh.
“Pembangunannya juga akan berdampak pada matinya ekonomi masyarakat kecil di sekitar Mesjid Raya dan para pedagang di Pasar Aceh sebagai pusat pasar tradisional sehingga konflik sosial yang akan berpotensi lebih besar di kalangan masyarakat kita takutkan berimbas pada suasana damai Aceh,” ulasnya.
Pihaknya menawarkan kepada Pemko untuk mencari lokasi lain yang lebih strategis untuk membangun hotel skaliber Westeren Best Hotel and Mall, sehingga kehadiran hotel memberi kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi masyarakat kesil serta tidak mengganggu kehidupan sosial masyarakat.*/ marmus, Banda Aceh