Hidayatullah.com–Pimpinan Daerah Hidayatullah Jayapura mendapat kepercayaan oleh masyarakat sekitar untuk mengurus setiap kali ada masyarakat (warga) yang meninggal dunia.
Belum lama ini, para dai Hidayatullah diamanahi mengurus jenasah seorang ibu rumah tangga bertempat di kampung Holtekamp yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua New Gini.
Warga Hidayatullah yang (pria) bertugas menshalatkan serta menguburkan, sementara warga Hidayatullah (ibu-ibu) bertugas memandikan dan mengkafani serta dibantu warga sekitar.
Adapun biaya pemakaman dibantu sepenuhya oleh PD Hidayatullah Jayapura, mengingat kerabat almarhumah tidak mampu membayar biaya pemakaman sebesar Rp. 3 juta rupiah.
Pemekaran
Seperti di ketahui, Hidayatullah telah mengembangkan dakwah hingga ke pulau Cendrawasih. Sebelum pemekaran tahun 2000, Hidayatullah hampir menempati seluruh Kabupaten di Irian Jaya. Setelah Irian Jaya dimekarkan menjadi dua provinsi; Papua dan Irian Jaya Barat, Kabupaten yang dulunya hanya berjumlah 15, saat berubah meningkat menjadi 29 kota dan kabupaten.
Perubahan ini ikut membuat Hidayatullah di pulau Irian Jaya ini turut melakukan pemekaran wilayah dakwah menjadi Hidayatullah Papua dan Irian Jaya Barat.
Dakwah Hidayatullah di Pulau Irian mulai masuk tahun 1989 oleh Ustadz Amin Bahrun (alm) dan Utadz Abdul Majid Aziz. Amin Bahrun menggarap lokasi Hidayatullah di kawasan tempat pertamakalinya injil masuk di Irian, yakni di Manokwari. Sementara Abdul Majid Aziz membabat hutan di Sorong. Nah sejak tahun 1992 Hidayatullah mulai menseriusi pengiriman dan perintisan Hidayatullah di Pulau Irian Jaya yang dikenal sarang OPM ini.
Bertempat di Muratami, Jayapura, lembaga ini mendirikan pesantren dan panti asuhan Al-Furqon sebagai bentuk respon sosial terhadap kondisi kemiskinan masyarakat yang berimbas pada terputusnya pendidikan anak bangsa. Selain mendirikan lembaga pendidikan, Hidayatullah juga tergerak di lapangan dakwah guna mengantisipasi rawannya pendangkalan aqidah.*/awaluddin, Jayapura