Hidayatullah.com—Ada hal menarik saat pemeparan visi dan misi Tim Sukses (Timses) dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Pemilihan Umum Presiden 2014di Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat lalu.
Tim Sukses (Timses) pasangan capres – cawapres Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) yang diwakili oleh Imam Sugema dan Fariza Irawadi sempat diteriaki para jamaah.
Moderator bahkan mengingatkan untuk saling menghormati dan hargai pembicara. Hal ini dilakukan terkait gemuruh jamaah Muhammadiyah meneriakkan “Mana Visi-Misi dan Program-programnya” kepada salah satu Timses Jokowi-JK, Imam Sugema.
Salah satu jamaah mengaku dan menilai penyampaian Timses Jokowi-Jk normatif dan tidak substantif.
“Karena itu sebagian kami meneriaki,” katanya kepada hidayatullah.com.
Menurut seorang jamaah, Timses Jokowi-JK karena dianggap menyampaikan tidak sesuai tema acara. Misalnya, Imam Sugema mengatakan Jokowi tidak menerima gaji di saat menjadi pemimpin. Dan ia mengatakan Jokowi selalu dijadikan ‘black campaign’. Walaupun akhirnya ia menyetujui bahwa Prabowo-Hatta pun dihantam black campaign.
“Ya, keduanya kena black campaign. Tapi Jokowi terbanyak,” ucapnya.
Di lain kesempatan terlihat sama “sambutan” jamaah untuk Timses Jokowi-JK yang lain. Ini terjadi ketika Fariza Irawadi menyampaikan bahwa Jokowi itu berperilaku jujur. Sejalan ucapan dan perbuatan. Tentu bagi yang berakal tidak mempercayainya. Dan spontan suara jamaah memprotes.
“Jokowi sejalan kata dan perilaku,” kata Fariza yang juga Wasekjen Hanura yang disambut protes jamaah.
Namun, jamaah kembali tenang di saat diingatkan kembali oleh moderator.
Selain itu Fariza pun membuat tenang di saat ia menyebutkan salah satu misi Jokowi-JK. Yakni perhatiannya yang begitu besar terhadap narkoba. Dan segera siap diberantas.
“Agenda khusus Jokowi dalam memberantas narkoba,” akun Fariza menangkan.
Pengajian Bulanan Muhammadiyah Jum’at (06/06/2014) lalu, mengangkat tema “Menakar Capres-Cawapres: Prespektif Tujuh Kriteria Muhammadiyah” diharapkan Muhammadiyah agar dapat sebagai panduan memilih secara spritual dan rasional.*